Menurut polisi, Hermansyah emosi karena mobilnya kesenggol para pelaku. Untuk itu, kontrol emosi dalam berkendara sangat penting agar tak terjadi lagi kasus road rage (perilaku agresif atau marah yang ditunjukkan oleh pengemudi kendaraan jalan, yang mencakup gerak tubuh kasar, penghinaan secara verbal, ancaman fisik atau metode mengemudi berbahaya yang ditargetkan pada pengemudi lain dalam upaya untuk mengintimidasi atau melepaskan frustrasi).
Yudi Prasetio, instruktur dari Rifat Drive Labs memberikan beberapa tips untuk menghindari road rage. Tips yang pertama, pastikan tubuh dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Dengan begitu, konsentrasi saat berkendara akan lebih maksimal.
"Kedua, persiapkan journey manajemen (manajemen perjalanan). Perhitungkan jarak antara start point hingga end point serta kondisi lalu-lintas yang akan ditempuh agar bisa menghitung waktu tempuh. Berangkat lebih awal bisa menjadi salah satu solusi agar mempunyai waktu yang cukup, dengan demikian perjalanan tidak terlalu buru-buru. Kemudian pilih jalur yang tidak berpotensi terjadi kemacetan, walau jarak tempuh lebih jauh tapi ditempuh dengan lancar jauh lebih baik dibanding kondisi macet yang akan berpotensi menyebabkan stress yang akan memicu emosi," kata Yudi kepada detikOto.
Tips selanjutnya adalah jaga jarak aman dengan kendaraan lain. Ini perlu dilakukan untuk menghindari tindakan agresif atau gerakan tiba-tiba ketika melakukan manuver.
"Beri tanda (komunikasi) ketika ingin bermanuver seperti menyalip, berbelok, atau berpindah jalur seperti menyalakan sein lebih awal. Bisa juga dibantu dengan menyalakan lampu jauh atau klakson untuk memberi tahu keberadaan kita, namun lakukan dengan sopan dan tidak terlalu berlebihan," ujar Yudi.
Selanjutnya, gunakan gesture 'meminta maaf' jika kita melakukan kesalahan atau terlibat konflik di jalan. Dengan begitu bisa mengurangi konflik berkepanjangan.
"Hindari juga kontak mata ketika terjadi konflik. Lebih baik mengalah daripada memulai konflik berkepanjangan," ujar Yudi.
Hindari juga gesture yang berpotensi menimbulkan profokasi. Jangan sampai Anda memancing emosi pengguna jalan lain dengan menyalakan klakson panjang, mengacungkan jari tengah, atau hal-hal lain yang memicu emosi.
"Terakhir, tingkatkan skill dan referensi berkendara dengan mengikuti Safety Riding/driving course. Dengan mengikuti pelatihan berkendara maka skill dan referensi bisa bertambah sehingga berkendara menjadi lebih aman," ucap Yudi.
Seperti diketahui, kasus road rage baru saja terjadi yang membuat ahli IT Hermansyah dibacok setelah terjadi cekcok dengan pengguna jalan lain. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (9/7/2017) dini hari lalu. Saat itu korban bersama istrinya Irina (WNA), naik mobil Toyota Avanza warna putih. Hermansyah yang mengemudikan mobilnya.
Setibanya di sekitar Tol Semanggi arah ke timur, mobil korban disenggol mobil Honda City yang dikemudikan tersangka Edwin Hitipeuw. Korban tidak terima, lantas mengejar pelaku hingga ke Tol Jagorawi KM 6, Jakarta Timur.
Korban kemudian menghadang mobil pelaku dan terjadi cekcok. Di saat bersamaan, tersangka lainnya Laurens Paliyama bersama tiga pelaku lainnya, menghampiri dan terjadi cekcok.
Laurens kemudian mengeluarkan pisau, lalu membacok korban. Korban kemudian ambruk berlumuran darah, sementara para pelaku melarikan diri. (rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Kapolri Soroti Pengawalan saat Macet: Sirine Melengking Itu Mengganggu
Kendaraan Hilang Lapor Polisi, Kena Biaya Berapa?
Kapolri Soroti Moge-Mobil Mewah Dikawal: Jangan Terobos Lampu Merah