"Angin nitrogen mengandung partikel yang lebih besar karena partikel lebih besar satu keuntungannya dia menyerap panas lebih bagus," tutur Senior Instruktur Indonesian Road Safety Agent (IRSA), Poedyo Santosa, di Jakarta.
"Kemudian karena dia partikelnya besar kalau terjadi kebocoran di ban dia lebih lambat keluarnya daripada angin biasa. Nitrogen itu tidak teroksidasi dengan udara artinya tidak timbul karat, kalau pelek kita buka suka ada karat ini tidak timbul karat," sambung Poedyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nitrogen juga diklaim tidak bisa terbakar dan tidak berbau. Mengisinya dengan tekanan yang tepat bisa meningkatkan keselamatan karena grip baik sehingga stabilitas terjaga. Bisa juga menghemat BBM karena tekanan merata sehingga meringankan kerja mesin.
Dari pembuktian yang dilakukan detikOto sendiri memang terlihat, ban yang menggunakan nitrogen lebih awet tekanannya. Mobil jarang dibawa ke tukang tambal ban atau SPBU untuk diisi ulang anginnya. Bahkan sampai 2 bulan lebih.
Sementara ban yang diisi udara biasa, dalam waktu 2-3 minggu biasanya sudah merengek minta diisi ulang. Ban yang tadinya tekanan asalnya 33 psi, bisa turun ke 20 psi dalam waktu 2 minggu tadi. (dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?