Pertamini marak menjamur di pelosok kota sampai wilayah terpencil. Modal yang harus dikeluarkan untuk membeli mesinnya tidak murah, untungnya lumayan enggak ya?
Meski banyak ditemui di sudut jalan, Pertamini sejatinya dianggap ilegal. Ada yang mempermasalahkan keakuratan takaran bensin yang dijual, namun masalah utama Pertamini adalah perihal keselamatan.
Standar keselamatan Pertamini sangat minim jika dibanding Pertamina. Ini dianggap membahayakan, bukan cuma pada konsumen tapi juga ke lingkungan sekitar. "Standar (Pertamini) tidak memenuhi standar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas. Kadang-kadang hanya meja dan botol. Padahal, standarnya luar biasa ketat," ujar Dirut Pertamina Nicke Widyawati, pada CNN beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari status ilegal, faktanya Pertamini masih bisa ditemui di banyak lokasi di Indonesia. Malahan mesin Pertamini dijual bebas dan bisa temui dengan mudah di beberapa situs ecommerce.
Tinggal memasukkan kata kunci 'Pertamini' puluhan produk dan toko yang menyediakan mesin bensin ini muncul di layar. Harganya bervariasi tergantung jenis, ukuran, dan kecanggihan mesin. Ada yang harganya di bawah Rp 10 juta, namun ada juga yang melebihi Rp 20 juta.
"Kalau yang ini (memiliki 2 nozzle pengisian dengan memiliki pilihan 2 jenis bahan bakar), harganya Rp 30 juta. Tapi itu (harga Pertamini digital) tergantung ya, ada yang lebih murah juga (tergantung berapa bahan bakar yang ditampung di dalamnya)," ujar penjual bensin di Pertamini Digital yang enggan disebut namanya.
Meski sudah digital, petugas Pertamini ini mengaku pendapatan tidak meningkat signifikan.
"Keuntungan sih sama saja mas, karena kan hanya sistemnya saja. Bedanya hanya digital, lebih aman dan tidak bau keluar uap bensinnya, jadi selisih harganya sama saja mas dan hasil untuk kami tidak langsung signifikan naik," kata petugas Pertamini digital yang enggan menyebutkan berapa keuntungan yang diraih dirinya.
![]() |
Bisnis bensin Pertamini mengambil untung dari selisih harga. Saat detikOto melakukan pengisian di gerai Pertamini, terlihat dalam monitor Pertamax dibanderol Rp 11.000 per liter. Padahal harganya di SPBU Rp 9.000. Itu artinya setiap liter pertamax yang terjual, pemilik pertamini mendapat untung Rp 2.000. Cara mengambil keuntungan yang sama diberlakukan pada jenis bahan bakar yang lain.
Pada beberapa lokasi yang ramai, pemilik usaha Pertamini bisa menjual sampai puluhan liter BBM. Jika dia bisa menjual 30 liter pertamax sehari, maka keuntungan yang didapat satu hari sebesar Rp 60.000.
Meski dianggap berbahaya, Pertamini dianggap masih dibutuhkan warga. Apalagi kini ojek online semakin marak, di mana konsumen Pertamini diakui lebih banyak merupakan abang ojol.
[Halaman selanjutnya: Pertamini Digital Makin Modern]
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP