Ambyar, Industri Sepeda Motor Indonesia Anjlok Sampai 45% karena Corona

Ambyar, Industri Sepeda Motor Indonesia Anjlok Sampai 45% karena Corona

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 12 Jun 2020 15:15 WIB
Pekerja mengatur motor baru yang tiba di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/11/2019). Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan pada 2019 penjualan motor nasional mencapai 1.100.950 unit motor atau naik 19,4 persen dari tahun 2018 yang hanya mencapai 922.123 unit. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.
Ilustrasi penjualan sepeda motor Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe.
Jakarta -

Proyeksi penjualan motor hingga akhir tahun 2020 di Tanah Air mengalami koreksi. Penurunan terjadi hampir setengahnya, berkisar antara 40 sampai 45 persen dari target penjualan tahun lalu yang mencapai 6,4 juta unit.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Johannes Loman mengatakan ini merupakan salah satu dampak ekonomi yang dihasilkan dari pandemi COVID-19.

"Memang COVID ini juga secara langsung mempengaruhi bisnis ataupun ekonomi dunia dan di Indonesia. Pandemi COVID begitu cepat datangnya dan dampaknya begitu besar, memang awalnya tidak terpikir jadi seperti ini,"" ujar Loman saat diskusi virtual, Kamis (11/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Melihat tren penjualan yang cenderung menukik, Asosisasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengoreksi bahwa penjualan motor nasional sebesar 6,4 juta unit tidak akan tercapai hingga akhir tahun 2020.

"Kita lihat industri sepeda motor itu terdampak cukup besar, hari jumat kemarin kita meeting di AISI, kita coba perkirakan total market memang susah sekali untuk menentukannya karena segala sesuatu terus bergerak," ujar Loman.

ADVERTISEMENT

"Tapi dari kesepakatan kita di AISI total market itu diperkirakan akan turun 40 sampai 45 persen, kira-kira 3,6 sampai 3,9 juta," jelasnya.

Lalu apa yang membuat penjualan motor di tengah pandemi anjlok hampir dari setengahnya?

"Pertama pasti dengan pandemi, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tidak bisa beraktivitas, pasti itu. Kedua, seperti diketahui ekonomi melambat, harga komoditi dari teman-teman ketahui juga seperti minyak juga sudah drop, kita ketahui penjualan motor juga tergantung dari kredit di mana dengan kondisi ini mempengaruhi ke bisnis kita, dan perhitungan kita total pasar akan berkisar ke 3,6 sampai 3,9 juta," jelasnya.

Meski begitu angka 3,6 hingga 3,9 juta bukan angka paten. Ia berharap kondisi segera membaik.

"Memang ini bisa berubah seandainya COVID lebih cepat selesai, mudah-mudahan setelah PSBB transisi dan new normal nanti aman, mungkin bisa lebih baik," tutup Loman.




(riar/din)

Hide Ads