Dampak Corona, Penjualan Motor di Indonesia Bisa Mundur 20 Tahun

Dampak Corona, Penjualan Motor di Indonesia Bisa Mundur 20 Tahun

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 13 Mei 2020 13:54 WIB
Pekerja mengatur motor baru yang tiba di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/11/2019). Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan pada 2019 penjualan motor nasional mencapai 1.100.950 unit motor atau naik 19,4 persen dari tahun 2018 yang hanya mencapai 922.123 unit. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.
Akibat pandemi virus Corona, penjualan motor diprediksi turun 40%.(Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Jakarta -

Pandemi virus Corona berdampak parah pada industri otomotif roda dua Indonesia. Jika kondisinya berlarut-larut, penjualan sepeda motor di pasar domestik Indonesia bisa mundur hingga 15-20 tahun ke belakang.

Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) telah merevisi prediksi penurunan penjualan tahun 2020 sebagai dampak pandemi virus Corona. Awalnya, AISI memprediksi penjualan motor akan turun 30 persen.

"Karena wabah dikatakan berakhir September, dengan asumsi baru itu penjualan motor diprediksi turun sekitar 40 persen," kata Sekretaris Jenderal AISI, Hari Budianto, dihubungi detikOto, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hari dari capaian penjualan 6,4 juta unit motor di tahun 2019, di tahun 2020 industri otomotif kemungkinan hanya bisa menjual motor di bawah 4 juta unit, atau sekitar 3,5 juta unit saja.

"Dan kalau kita lihat grafik penjualan kita dari tahun ke tahun, itu bisa mundur 15-20 tahun," terang Hari.

ADVERTISEMENT

Jika menilik data AISI, kali terakhir industri motor Indonesia menjual kendaraan di bawah angka 4 juta unit terjadi pada tahun 2004 atau 15 tahun yang lalu. Saat itu AISI mendistribusikan sekitar 3.900.518 unit kendaraan untuk pasar domestik.

Lanjut Hari menambahkan, jika prediksi penjualan tahun 2020 benar ada di bawah angka 4 juta unit, maka untuk recovery atau memulihkan kembali kondisi seperti awal akan sangat berat.

"Ibarat kita turun dari lantai 10 menuju lantai 7, 8, 6, sampai lantai 1 itu akan sangat mudah. Tapi untuk kembali ke lantai 10 akan terasa sulit karena harus menapaki tangga satu per satu," ungkapnya.

Untuk bisa mengembalikan kondisi ke normal, Hari berharap akan banyak permintaan konsumen terhadap moda transportasi motor, terutama setelah pandemi berakhir.

"Harapannya setelah COVID-19 ini ada new normal, semoga ada banyak kebutuhan kendaraan dalam hal personal transportation. Bisa jadi nanti ada guliran pasar baru yang enggak disangka dan akan membuat penjualan motor naik lagi. Semoga ada blessing in disguise (berkah tersembunyi). Harapan kita itu, tapi kita juga tidak menutup mata terhadap kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang sangat tertekan," tukasnya.




(lua/din)

Hide Ads