Nasib Merek-merek Mobil Mewah Asal Inggris di Tengah Pandemi

Nasib Merek-merek Mobil Mewah Asal Inggris di Tengah Pandemi

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 05 Jun 2020 15:56 WIB
Rolls-Royce Ghost Elegance
Nasib mobil mewah Inggris di tengah pandemi Corona. Foto: Rolls-Royce
Jakarta -

Inggris merupakan sarangnya merek-merek mobil mewah nan eksotis. Sebut saja Lotus, Bentley, Rolls-Royce dan Aston Martin. Nama terakhir yang disebutkan santer diberitakan sedang goyah akibat goncangan ekonomi saat ini. Pergantian CEO hingga pemutusan hubungan kerja pun dilakukan oleh Aston Martin untuk mengimbangi neraca keuangannya.

Lantas bagaimana kabar mobil mewah asal Inggris lainnya? Meski tidak bisa dihindari dampak virus Corona tak pandang bulu, nasibnya masih lebih baik dibandingkan dengan Aston Martin.

Lotus cukup beruntung karena saat ini berada di bawah raksasa otomotif Jepang, yaitu Geely. Geely membutuhkan peran Lotus untuk mengembangkan sayap mereka ke ranah mobil sport mewah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam upaya bertahan melewati pandemi virus Corona, Geely sudah mengamankan simpanan kas sebesar USD 2,7 miliar atau sekitar Rp 39 triliun. Melihat simpanan itu tak ada tanda-tanda Lotus akan tenggelam di gelombang pandemi virus Corona ini.

Bukan berarti Lotus hanya berpangku tangan pada Geely. Lotus sudah menyiapkan senjata andalah berupa hypercar listrik Evija dan sebuah SUV sebagai persembahannya kepada Geely. Lotus Evija dikabarkan siap mengaspal pada tahun 2022 di mana diprediksi virus ini sudah lenyap.

ADVERTISEMENT

Rolls-Royce juga masih dapat bernafas lega. Para calon konsumen mobil yang sudah terhubung sebelum pandemi masih terus melakukan komunikasi sampai saat ini. Artinya Rolls-Royce tidak mengalami pembatalan pesanan yang signifkan karena krisis ini.

Pelanggan terus berhubungan dengan showroom sales meski showroom ditutup karena lockdown. Kepala desain Rolls-Royce, Alex Innes mengatakan situasi ini justru dapat dimanfaatkan calon pembeli mendapatkan lebih banyak waktu dalam personalisasi mobil pesanannya.

Bentley pun juga masih dapat mengamankan keuangannya lantaran berhasil menjual 80% produksi 2020. Persetujuan antara Bentley dan pembeli sudah difinalisasi sebelum berbagai aktivitas sosial ekonomi ditiadakan. Beban Bentley kini justru pada pemenuhan permintaan di saat pabrik yang beroperasi secara terbatas.




(rip/din)

Hide Ads