Pecinta MotoGP pasti tidak asing dengan kebiasaan Valentino Rossi yang menurunkan kaki saat motornya sebelum masuk ke tikungan. 'Kebiasaan' ini rupanya bermula pada tahun 2005 saat Rossi membalap rivalnya Sete Gibernau di tikungan terakhir balapan seri Jerez.
Sejak saaat itulah gerakan kaki turun ala Rossi disebut 'Doctor Dangle' atau Leg Dangle-- dalam istilah lain, yang kemudian kerap diikuti para pebalap. Kenapa kaki harus diturunkan salah satu? Lantas, kenapa rider lain ikut-ikutan?
Pebalap penguji Suzuki Sylvian Guintoli menjelaskan soal rutinitas Rossi menurunkan sebelah kaki saat menikung. Bukan sekadar kebiasaan semata, aksi itu dilakukan karena punya manfaat besar buat pebalap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskannya, menurunkan salah satu kaki saat menikung adalah konsekuensi yang harus diambil pembalap karena terus meningkatnya kemampuan mesin, ban, dan pengereman. Saat motor mengerem dari kecepatan sangat tinggi, tercipta tekanan gravitasi (G-Force) yang sangat tinggi, yang membuat kaki bisa terlepas dari pijakan.
"Valentino yang pertama mencoba memanfaatkan kondisi ini, kita lihat dia menurunkan kakinya di setiap tikungan. Pebalap lain mulai memerhatikan apa yang dilakukan Rossi dan kemudian mencobanya sendiri."
"Leg Dangle sangat dipengaruhi performa ban dan rem. Sebab saat motor deselarasi (penurunan kecepatan) akan mempengaruhi g-force (tekanan gaya gravitasi)," kata Guintoli seperti dilihat dalam channel Youtube-nya.
Sylvian Guintoli menambahkan, saat kaki diturunkan sebelum masuk tikungan akan terasa banyak hal yang berubah. Saat melakukan pengereman, pebalap dalam posisi yang sangat tidak nyaman. Dalam posisi badan terdorong ke depan sementara kaki tertekuk, kekuatan badan menjadi berkurang. Itu membuat pebalap sulit kembali ke posisi duduk semula setelah melakukan pengereman. Menurunkan kaki disebutnya bisa menurunkan pusat gravitasi motor yang pada akhirnya membantu kestabilan motor saat mengerem.
Lebih jauh lagi, menurunkan sebelah kaki memberi kekuatan lebih bagi pebalap dalam mengendalikan motornya. Rider jadi merasa lebih nyaman di atas tunggangannya meski badan mendapat gaya gravitasi besar akibat pengereman.
"Pertama, gravitasi. Saat Leg Dangle dilakukan, tidak hanya sekedar menurunkan posisi kaki dan paha. Tetapi menurunkan titik gravitasi sehingga meningkatkan kestabilan dan performa pengereman," ujar Sylvian.
Ia melanjutkan, keuntungan lain yang bisa didapatkan adalah aerodinamika. Saat trek lurus para pebalap menunduk dan menyatu dengan motor, hal ini digunakan untuk mendapatkan kecepatan karena posisi badan tidak menghalangi angin yang datang dari depan.
Sementara saat melakukan pengereman, pebalap cenderung 'melebarkan' badan, di mana badan berfungsi seperti parasut untuk menahan angin dan mendapat efek pengereman. Menurunkan sebelah kaki saat mengerem, disebut Sylvian, bisa ikut membantu menambah daya pengereman tersebut.
"Beda saat pengereman, (posisi pebalap) seperti parasut yang menahan angin. Pebalap memutuskan menaikkan badannya (dari sebelumnya membungkung) , dan ini (menggunakan leg dangle) punya efek tambahan," terangnya lagi.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah