Sejak pertama diumumkan oleh Anies Baswedan, gelaran Formula E Jakarta sudah memicu banyak perdebatan. Kini, tiga bulan menjelang balapan, event tersebut hampir pasti akan ditunda.
"Alhamdulillah, berhasil! Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di pertengahan tahun 2020."
Itulah pengumuman pertama yang dibuat Anies Baswedan untuk meresmikan Jakarta sebagai salah satu tuan rumah balapan Formula E. Dia membuat pemberitahuan besar itu di akun Instagram.
Sejak saat itu, Anies dan seluruh jajarannya di Pemprov DKI bergegas menyiapkan berbagai hal demi suksesnya event balap mobil listrik tersebut. Beberapa rencana disiapkan, termasuk lokasi sirkuit yang berada di wilayah sekitaran Monas.
Baca juga: Anies Minta Formula E Ditunda karena Corona |
Tarik ulur Monas sebagai trek balap Formula E
Keputusan memakai area Monas sebagai trek balap memunculkan masalah pada awal Februari lalu. Kementerian Sekretariat Negara menolak usulan itu lantaran area yang akan dipakai balapan adalah cagar budaya.
Meski pada akhirnya tetap diizinkan oleh Kementerian Sekretariat Negara, masalah lain kemudian muncul. Surat Rekomendasi Formula E yang diajukan Anies dianggap palsu. Rekomendasi yang diduga palsu itu berada dalam surat Pemprov DKI Jakarta yang dikirim ke Kementerian Sekretariat Negara. Berkat surat tersebut Kementerian Sekretariat Negara memberi izin gelaran Formula E di area Monas.
Di samping masalah perizinan lokasi balap di Monas, Formula E juga mengundang perdebatan terkait kondisi kota Jakarta yang berulang kali terendam banjir. Dari dua peristiwa banjir besar Jakarta pada awal Januari dan awal Februari, muncul desakan agar ajang tersebut dibatalkan saja.
Banjir Jakarta di tengah rencana menggelar Formula E membuat Pemprov Jakarta dapat banyak kritik. Di media sosial, netizen mengolok-olok kesiapan Jakarta lantaran lokasi dekat rencana sirkuit ikut terendam air.
Baca juga: Formula E 'Terseret' Banjir Jakarta |
Banjir dan anggaran juga 'menjegal' Formula E Jakarta
Anies juga dapat kritik dari lawan-lawan politiknya. Dia dianggap bekerja cepat saat menyiapkan Formula E namun diam soal banjir Jakarta.
Belum lagi soal anggaran. Total biaya yang harus disiapkan untuk menghelat event tersebut adalah Rp 767 miliar. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sempat menjelaskan penggunaan alokasi dana tersebut. Sebanyak Rp 344 miliar dipakai untuk pembangunan infrastruktur, dan sisanya Rp 423 miliar digunakan untuk bank garansi.
"Jadi usulan PMD (Penanaman Modal Daerah) kita kemarin itu totalnya adalah Rp 767 miliar. Yang pertama untuk infrastrukturnya itu Rp 344 miliar, kemudian yang berikutnya adalah bank garansi. Bank garansinya adalah sebesar nominal kurang lebih Rp 423 miliar," ungkap Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto, dalam Media Briefing Formula E di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020).
Bank garansi yang sudah dibayarkan nantinya akan dikembalikan setelah gelaran Formula E Jakarta tuntas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari perdebatan yang terjadi, Pemprov DKI terus menyiapkan diri menggelar event tersebut. Bulan lalu aspal yang akan digunakan untuk balapan bahkan sudah mulai dipasang untuk ujicoba.
Namun Formula E Jakarta kini sepertinya harus menyerah pada virus corona. Penyebaran virus corona yang masih masif di seluruh dunia menjadi dasar diambilnya inisiatif penundaan tersebut. Anies Baswedan pada hari ini, Rabu (11/3) secara resmi meminta event tersebut ditunda.
Bagaimana akhirnya nasib Formula E Jakarta?
(din/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah