Pengumuman dua pasien positif corona oleh Presiden Joko Widodo, menimbulkan kehebohan di sebagian kelompok masyarakat. Ada yang kemudian panik dan menyerbu toserba untuk memborong kebutuhan pokok, utamanya masker juga antiseptik. Ketakutan jelas terasa, sebab virus ini belum ditemui penangkalnya.
Tanpa bermaksud mengecilkan wabah corona, sebetulnya ada fenomena lain, yang jauh lebih berbahaya dan sudah terbukti meminta banyak korban jiwa setiap harinya di Indonesia. Fenomena itu adalah kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Seperti diungkap pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, setiap hari ada puluhan kematian di jalan raya Indonesia akibat kecelakaan lalu lintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rata-rata 70-80 orang meninggal dunia di jalan raya setiap harinya karena kecelakaan lalu lintas. Mengapa hal itu tidak diributkan, tidak dicemaskan, dan tidak ditakuti? Tapi virus corona yang baru saja menjangkit ribut," kata Djoko melalui pesan singkat kepada detikcom, Rabu (4/3/2020).
Mengutip buku Potret Keselamatan Lalu Lintas di Indonesia 2019, jumlah kecelakaan dan keparahan korban kecelakaan lalu lintas jalan pada 2018 menunjukkan bahwa setiap jam terjadi 12 kejadian kecelakaan dan menyebabkan 3-4 orang meninggal dunia. Artinya ada 1 orang meninggal dunia untuk setiap 3 kejadian kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia. Dan jika setiap jam ada 3-4 korban meninggal, jika dihitung satu hari (24 jam) maka ada lebih dari 70 korban meninggal dunia.
Angka kecelakaan lalu lintas tahun 2018 mencapai 139.374 orang. Jumlah terbesar korban kecelakaan lalu lintas berada di rentang usia 25-39 tahun. Namun jika diagregasikan kelompok usia terbesar yang menjadi korban kecelakaan adalah usia 15 sampai 54 tahun. Rinciannya, 72,13 % korban adalah kelompok usia 15-54 tahun. Sementara 11,68 % korban adalah berusia 0 sampai 14 tahun.
Baca juga: Pegawai BMW Positif Virus Corona |
Bicara jenis kendaraan, sepeda motor masih mendominasi keterlibatan dengan angka 73,4 %. Di Tahun 2018 terdapat 196.457 kejadian kecelakaan.
Djoko pun menghimbau berbagai kalangan masyarakat untuk lebih peduli dengan keselamatan berkendara di jalan raya. Bagaimanapun penyakit ini jelas terlihat di depan mata dan bisa menimbulkan banyak korban jiwa.
"Karena maaf, hingga sekarang belum ada satupun pejabat pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Indonesia peduli (akan) itu," terang Djoko yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?