Masih banyak yang beranggapan penyelenggaraan Formula E di Jakarta lebih banyak ruginya daripada untung. Anggaran untuk membuat sirkuit sepanjang 2.588 meter saja sudah Rp 344 miliar itu pun belum termasuk bank garansi sebesar Rp 423 miliar.
Kendati begitu, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), yang ditunjuk sebagai pelaksana dan penyedia infrastruktur balap mobil listrik Formula E, menilai ada keuntungan ekonomi yang dapat dihasilkan. Kedatangan para tim dan penyelenggara dari Formula E saja akan meningkatkan pemasukan bagi tempat penginapan, kuliner dan pariwisata.
"Timnya FEO (Formula E Operation) datang ke sini aja hampir 2.000 orang itu tinggal di Indonesia seminggu. Bayangin spending money hotel, restoran, dan macam-macam," kata Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto dalam Media Briefing Formula E di Cikini, Jakarta Pusa, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara rinci ia mengatakan belum ada hitungan tepat keuntungan dari penyelenggaraan Formula E di Jakarta ini karena memang sedang dalam kajian. Setidaknya sejauh ini didapatkan keuntungan ekonomi sebesar Rp 500-600 miliar.
"Kalau bicara dampak ekonominya ke depan ini sudah melakukan research bekerja sama mendapat diskusi. Dalam proses pengerjaan studi keekonomiannya. Yang real itu dampak ekonominya antara Rp 500-600 miliar. Dan itu sudah dihitung dan kita konsultasikan dengan BI (Bank Indonesia)," ungkap Dwi.
Selain itu dalam hitungan BI juga didapatkan ada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) sebesar 0,02 persen dalam satu hari di tanggal 6 Juni 2020 itu.
"Dari tim BI itu menghitung bahwa dampak percentage increase terhadap GDP dari satu hari itu adalah 0,02 persen. Sangat tinggi itu," tukasnya.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah