Beirut - Mantan bos
Aliansi Renault Nissan Mitsubishi,
Carlos Ghosn, menghadapi tuduhan skandal keuangan. Ia lari dari Jepang dan mengadakan konferensi pers yang menjelaskan tuduhan skandal tersebut.
Konferensi pers itu meluas ke banyak pembahasan. Dilaporkan
CNBC,
Ghosn juga menyinggung soal wacana merger pabrikan Amerika,
Fiat Chrysler Automobile (FCA), dengan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi yang gagal terjalin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ghosn menyebutkan diskusi Fiat Chrysler untuk bergabung dengan aliansi otomotif global. Dia bercerita juga soal pembicaraan merger dengan bos Fiat Chrysler.
Namun, diskusi soal merger FCA dengan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi itu berantakan setelah penangkapan Ghosn. Hingga akhirnya, FCA malah bergabung dengan produsen mobil Prancis lainnya, Peugeot S.A (PSA) Group, pesaing utama Renault.
"Ini tidak bisa dipercaya. Bagaimana Anda bisa kehilangan itu? Bagaimana Anda bisa kehilangan kesempatan ini untuk menjadi pemain dominan di industri ini?" kata Ghosn.
"Saya telah mengontak FCA. Kami memiliki banyak kesepakatan. Kami berdiskusi sangat baik. Sayangnya, saya ditangkap sebelum kami menyepakati (kolaborasi dengan FCA)," tambah Ghosn.
Dia menyebut, di bawah kepemimpinannya aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi lebih memiliki visi yang jelas untuk masa depan.
"Mereka membalik halaman yang salah karena tidak ada lagi keuntungan, tidak ada lagi pertumbuhan, tidak ada lagi inisiatif strategis, tidak ada lagi teknologi, tidak ada lagi aliansi. Apa yang kita lihat hari ini adalah penyamaran aliansi," ujarnya.
Padahal, jika FCA gabung dengan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, bisa saja aliansi ini menjadi raja otomotif dunia. Tahun 2018 lalu, angka penjualan aliansi ini masih di bawah Volkswagen Group. VW Group menjual 10,83 juta unit mobil pada 2018 sementara Renault-Nissan-Mitsubishi 10,76 juta unit. Kalau digabung dengan FCA jika jadi gabung aliansi, maka penjualannya bisa melampaui VW Group.
Menurut seorang analis Mediobanca, kalau FCA bergabung ke aliansi Renault bakal semakin besar. "Dengan asumsi Nissan ikut serta dalam kesepakatan, aliansi itu bisa menjual lebih dari 15 juta unit per tahun dengan skala ekonomi yang jelas," katanya dikutip
Reuters.
Sayang, Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan grup Peugeot S.A (PSA) telah menandatangani kesepakatan merger 50:50 yang berarti mimpi Ghosn membuat aliansinya menjadi raja otomotif kandas.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah