Air Laut Bisa Jadi Bahan Baterai Mobil Listrik

Air Laut Bisa Jadi Bahan Baterai Mobil Listrik

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 30 Des 2019 17:24 WIB
Foto: Pool (Carscoops)
Jakarta - Mercedes-Benz merupakan salah satu merek besar yang belum memiliki teknologi andalan dalam elektrifikasi. Pabrikan Jerman ini bahkan baru memiliki satu mobil listrik murni yaitu Mercedes-Benz EQC 400 4Matic yang bahkan belum sepenuhnya melingkupi ceruk pasar potensial. Walau begitu, Mercedes-Benz masih berusaha menunjukkan itikad elektrifikasinya dengan menjanjikan 10 mobil listrik murni pada tahun 2022.

Sementara itu Mercedes-Benz kini patut berbangga dengan menghasilkan inovasi baterai mobil listrik. Baterai mobil listrik ini dikembangkan bersama IBM Research dan menghasilkan bahan kimia sel baterai baru yang siap untuk konsumsi publik.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam siaran pers IBM disebutkan keunggulan bahan kimia yang mereka temukan lebih unggul daripada sel baterai lithium saat ini. Menggunakan bahan ini biayanya lebih rendah, pengisian lebih cepat, kepadatan energi dan daya lebih tinggi, dan efisiensi dari elektrolitnya.

Lantas apa bahan penggantinya? IBM meninggalkan bahan seperti kobalt, nikel dan logam pada baterai lithium dan menggantinya dengan semacam ekstrak air laut. Mengganti penggunaan logam sendiri saja sudah memberikan manfaat pada masalah lingkungan di samping memang biaya produksi baterai menjadi lebih murah.



Perlu dicatat, meski ada kerapatan daya lebih baik daripada baterai lithium biasa, baterai ini tidak memiliki kerapatan energi yang cukup tinggi. Bagian ini secara kasarnya menjadi faktor yang berpengaruh pada jarak tempuh penggunaan baterai. Keunggulan baterai berkat kepadatan dayanya adalah membuat baterai ini lebih cepat untuk melakukan isi ulang.

Penggunaan baterai ini masih belum dapat dipastikan kapan aplikasinya. Namun sudah barang pasti inovasi ini bisa menjadi senjata mobil listrik Mercedes-Benz karena biayanya murah dan waktu pengisian lebih cepat.


(rip/lth)

Hide Ads