Jakarta -
Tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) telah dibuka untuk umum sejak hari Minggu (15/12/2019) lalu. Baru dua hari beroperasi, muncul keluhan dari para pengguna terkait kenyamanan dari permukaan jalan.
Hal yang menjadi sorotan utama para pengendara adalah adanya efek bergelombang. Kondisi jalan seperti itu dikatakan menimbulkan gejala seperti mual-mual bagi pengendara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim detikcom pun menjajal langsung apakah benar dapat merasakan pengalaman yang sama. Perjalanan pun dilakukan pada hari Selasa (17/12/2019) menggunakan mobil Avanza. Di dalam mobil berisi 4 orang dewasa dari tim detikcom.
Rute pertama dimulai dari Jakarta hingga Karawang melewati
tol layang Japek sepanjang 38 km. Masuk ke jalan layang ini bisa diakses melalui Cikunir tepatnya di km 10.
Saat naik dan di atas apa yang dikeluhkan sebagian orang memang juga dirasakan oleh tim detikcom. Sepanjang jalan aspal belum rata, sehingga menimbulkan efek
bumpy. Hal ini lah kiranya menjadi gejala yang menimbulkan perasaan mual di perut.
Selama melintas mobil detikcom melaju sesuai batas aman, yakni 60-80 km/jam. Kendati begitu sejumlah kendaraan yang ikut melintas memacu mobilnya melebihi batas kecepatan itu.
Sementara itu terkait struktur jalan yang naik turun pada saat melaju tak banyak dirasakan karena tingkat kelandaiannya sudah memenuhi standar. Namun, hal lain yang menjadi perhatian adalah tol dibuat cukup lebar dan jarak dari satu sambungan ke lainnya relatif dekat. Pemasangan seperti ini semakin memperbanyak elemen guncangan yang diterima oleh mobil di samping soal aspalnya kurang rata.
Tol layang ini dari km 10 sampai km 38 dibuat berdampingan dengan arus sebaliknya. 10 km selanjutnya tol dibuat bercabang sehingga ada jarak dengan jalur dari arus lain.
Rute perjalanan tol layang ini berakhir di km48 lalu keluar keluar tol Karawang Timur untuk masuk kembali menggunakan jalur sebaliknya menggunakan tol layang Japek. Sebelumnya detikcom bersama tim beristirahat dulu di KM 52 karena seperti dikatakan tidak ada tempat istirahat di atas jalan layang.
Pada perjalanan balik, kembali ditemukan kontur jalan tidak jauh berbeda dengan arus sebaliknya. Hampir sepanjang perjalanan terdapat aspal yang tidak rata sehingga menyebabkan guncangan.
Pengalaman berkendara ini tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan orang dan kendaraan yang berbeda. Setidaknya demikian ulasan dari pengalaman langsung detikcom saat mencoba tol layang terpanjang di Indonesia.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah