Oli Bugatti Sama dengan Beli Innova dan Jakut Banyak Mobil Mewah Tak Bayar Pajak

Round Up

Oli Bugatti Sama dengan Beli Innova dan Jakut Banyak Mobil Mewah Tak Bayar Pajak

M Luthfi Andika - detikOto
Jumat, 06 Des 2019 14:27 WIB
Oli Bugatti Sama dengan Beli Innova dan Jakut Banyak Mobil Mewah Tak Bayar Pajak
Ilustrasi Bigatti Veyron Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Dunia otomotif tidak melulu bicara soal produk terbaru. Bicara soal perawatan kendaraan juga menarik untuk disimak, terlebih jika servis kendaraan-nya sama seperti membeli mobil baru.

Begitu juga soal pajak kendaraan-nya, setelah memiliki kendaraan tentu pajak kendaraan juga menjadi hal penting. Karena berkat membayar pajak kendaraan, sudah pasti kendaraan akan tetap bisa jalan di jalanan dan tentunya pajak kendaraan juga bisa ikut menyumbang pembangun satu daerah tertentu.

Dan lebih konyol lagi, dunia otomotif dikejutkan dengan banyaknya para pemilik kendaraan mewah yang mencatut nama orang lain untuk memiliki kendaraan mewah. Namun mereka tidak membayar pajaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya, itulah fenomena di dunia yang menarik disimak dan berhasil menyedot perhatian pencinta otomotif kemarin, Kamis (5/12/2019). Berikut artikel yang berhasil menyedot perhatian penggila otomotif di Indonesia.

Oli Bugatti Sama dengan Beli Innova dan Jakut Banyak Mobil Mewah Tak Bayar Pajak
Memiliki mobil berarti harus siap dengan biaya-biaya perawatan. Apalagi untuk mobil yang masih pakai mesin bakar, perawatan berkala seperti ganti oli wajib dilakukan dalam periode tertentu.

Tak terkecuali untuk hypercar yang harga mobilnya tembus puluhan miliar rupiah. Mengingat harga mobilnya saja sudah mahal, sudah bisa diprediksi biaya perawatannya juga tak murah. Salah satunya adalah Bugatti Veyron.

Mobil dengan tenaga hingga lebih dari 1.000 daya kuda ini punya biaya perawatan yang cukup mahal. Baru-baru ini, Manny Khoshbin, seorang maestro real estate dan kolektor mobil eksotis membeberkan biaya perawatan yang harus ia keluarkan untuk servis Bugatti Veyron.

Pertama untuk mengganti oli. Menurut Khoshbin, biaya ganti oli Bugatti Veyron tembus US$ 25.000. Kalau dirupiahkan berarti Rp 352 jutaan.

Biaya segitu kalau di Indonesia sudah bisa untuk membeli mobil. Malah, Toyota Kijang Innova 2.4 G M/T Diesel harganya tak sampai Rp 352 jutaan. Mobil itu dijual Rp 341.950.000, lebih murah dibanding biaya ganti oli Bugatti Veyron.

Belum lagi untuk mengganti ban. Bugatti merekomendasikan Veyron diganti ban setiap 2 sampai 3 tahun. Biaya ganti bannya mencapai US$ 38.000 (Rp 536 juta)!

Koshbin sendiri tak cuma punya satu unit Bugatti. Dia sebenarnya punya dua unit Bugatti Veyron. Selain itu, dia juga telah memesan Bugatti Chiron terbaru.

Petugas Samsat Jakarta Selatan memburu sejumlah penunggak pajak mobil mewah dengan mendatangi langsung ke rumah-rumah, Selasa (3/12/2019). Kali ini seorang pria bernama Aulia Martino, yang tinggal di Jl Cilandak Dalam, Jakarta Selatan, menunggak pajak Mercedes-Benz E400 AT senilai Rp 46,5 juta.

Selasa (3/12) siang, kediaman Aulia Martino di sebuah gang di wilayah Jl Cilandak Dalam, Jakarta Selatan, didatangi petugas Samsat Jakarta Selatan yang hendak menagih pajak kendaraan bermotor (PKB). Ibu Aulia Martino, Nihayah, terkaget-kaget. Pasalnya, sepengetahuannya, anaknya itu tidak pernah memiliki mobil.

"Di sistem kami, ada Mercy di rumah Ibu. Jadi, karena (Ibu) belum bayar pajak 2 tahun, saya ke sini. Apakah benar seperti itu?" tanya Kepala Unit PKB-BBNKB Polda Metro Jaya Jakarta Selatan Khairil Anwar kepada sang ibu.

Nihayah pun menjawab bahwa anaknya memang seorang pekerja di bengkel. Tetapi, menurutnya, anaknya tidak pernah memiliki mobil Mercy. KTP tersebut digunakan oleh teman kuliah anaknya.

"Nggak benar (punya Mercy). Orang cuma pegawai kecil, kok. Cuma bengkel, (KTP) dipakai oleh teman kuliahnya," kata Nihayah.

Sang ibu mengatakan, dampaknya saat ini ia tidak bisa membuat Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Saat melakukan pendaftaran ternyata tidak bisa karena memiliki tagihan pajak atas mobil mewah.

"Tahu-tahu (anaknya punya mobil Mercy) ditagih ini saja. Hah, Mercy? Di mana? Lewat juga nggak ada Mercy, boro-boro punya, lewat saja nggak pernah. Sini kan gang sempit sekali. Mercy sama Alphard takut lewat sini, Pak," kata Nihayah.

Modus itu sejauh ini memang sementara waktu berhasil mengelabui pemungut pajak dari BPRD. Namun, setelah mendapatkan temuan dan bukti tersebut, pihak BPRD akan menelusuri lebih lanjut pemilik asli mobil mewah yang menunggak pajak Rp 45,6 juta tersebut.

"Kami akan mengimbau Weshley (pemilik kendaraan) dan pemilik kendaraan yang lainnya, yang merasa meminjam KTP, meminjam alamat orang lain, kalau belum bayar pajak kendaraan, ayo segera bayar," ujar Khairil.

"Karena 2019 ini adalah tahun keringanan, diberi potongan 50 persen untuk BBN, balik nama, kemudian juga diberi pengurangan 50 persen untuk pokok pajak untuk tahun 2012 ke bawah," sambungnya.

Dari total 1.500 kendaraan mewah di DKI Jakarta, baru 400 yang telah melunasi kewajiban pajak. Sisanya, sekitar 1.100 unit yang sudah tidak menunggak. Estimasi perolehan pajak dari 1.100 unit mobil mewah tersebut mencapai Rp 37 miliar.

"Jadi ada kurang lebih 1.100 kendaraan mobil mewah yang masih menunggak dengan potensi Rp 37 miliar, se-Jakarta," kata Kepala BPRD, Faisal Syafruddin di Kantor Samsat, Jakarta Selatan.

Saat ditanya berapa besaran proporsi penunggak pajak mobil mewah setiap daerahnya, Faisal tak membeberkan keterangan secara rinci. Namun ia membulatkan mobil mewah di kawasan DKI Jakarta paling banyak terdaftar di Kota Jakarta Utara.

"Jadi mereka ada yang di Jakut, lebih banyak di utara karena mereka seringnya ngumpul di Jakut di daerah PIK (Pantai Indah Kapuk). Makanya rencananya kita besok kejar ke sana," ungkap Faisal.

Hari ini sendiri tim Door To Door BPRD kembali melakukan pemungutan pajak langsung kepada penunggak pajak mobil mewah. Setidaknya ada dua alamat mobil yang dikunjungi langsung untuk dimintai pemungutan pajaknya di kawasan Jakarta Selatan. Setelah hari ini, besok pun juga akan diteruskan ke kawasan Jakarta Utara.

"Kemungkinan besok kita akan ke Jakut. Kita bergerak, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat yang penunggak mobil mewah kurang lebih 1.100 bisa membayar pajaknya," tutur Faisal.


Hide Ads