Hengkangnya Ford dan Chevrolet seakan membuktikan bahwa persaingan otomotif di Indonesia cukup ketat. Apalagi, penjualan mobil di Indonesia didominasi oleh pabrikan Jepang. Tapi, apakah seberat itu persaingan di pasar otomotif Indonesia sampai-sampai pabrikan Amerika cabut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, persaingan industri otomotif yang diibaratkan lari marathon itu butuh banyak persiapan. Salah satunya adalah layanan purnajual yang menunjang.
"Memang rata-rata orang Indonesia 5 tahun sudah ganti mobil. Tapi mungkin mobil itu juga dipakai sampai puluhan tahun. Nah butuh apanya, butuh aftersales, kalau aftersales nggak mendukung, orang nggak mau beli," katanya.
Untuk berlari marhaton di industri otomotif Indonesia, menurut Amel perlu investasi banyak. "Perlu bikin outlet, bikin bengkel di mana-mana suapya bisa maksimal," sebutnya.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah