Jakarta - Di India netizen sana tengah dihebohkan dengan pejabat yang harus ganti ban 34 kali dalam 30 bulan atau 2 tahun. Meme-meme soal penggantian ban yang dinilai keseringan ini beredar di media sosial. Bagi kita pengguna mobil yang umum, mengganti ban mungkin standarnya bisa 2-3 tahun sekali ya?
Pejabat tersebut Menteri Energi Kerala, India, M. M. Mani didapati mengganti mobil dinasnya Innova Crysta sebanyak 34 kali dalam kurun waktu 30 bulan. Boros? Menurut Mani tidak, mobil itu digunakan di medan yang berat, Mani mengklarifikasi bahwa
penggantian ban memang sesuai kebutuhan. Sebab mobil Innova Crysta miliknya sudah menempuh jarak lebih dari 124 ribu kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan kondisi jalan yang dilalui juga berpengaruh, sebab jalan yang dilalui perbukitan serta ditempuh dengan kecepatan tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut ia juga menepis anggapan mengambil untung dari pergantian ban.
Terlepas dari hal itu, kita sebagai pengguna mobil harus mengetahui ciri-ciri ban mobil perlu diganti. Mengutip beberapa sumber, ada beberapa tanda ban mobil harus diganti.
Mulai dari usia ban yang sudah lebih dari 3 tahun, mobil yang sudah menempuh 40.000 km lebih, thread atau tapak ban yang sudah aus sehingga kembangnya tak terlihat lagi, ban yang sudah retak-retak, sampai ban yang sudah ditambal.
Pemilik Bengkel Rumah Ban Motor, Aldrin mengatakan, untuk ban dengan kompon (tingkat kekenyalan ban)
medium dan
hard idealnya dua tahun ganti.
"Maksimal banget dua tahun dari pertama kali kita pakai," ucapnya beberapa waktu lalu.
Pengendara harus mengetahui proses penggantian ban yang sesuai standar. Hal ini sangat penting untuk diketahui bersama, karena proses mengganti ban adalah salah satu hal yang perlu dipahami oleh seorang pengemudi, apalagi ketika ia menjadi penumpang tunggal saat sedang berkendara.
Untuk seorang pengemudi mobil, mereka harus tahu letak dari peralatan-peralatan pendukung yang diperlukan untuk mengganti ban mobil, seperti dongkrak dan kunci untuk membuka baut ban. Selain itu, setiap berkendara, pengemudi wajib mengontrol tekanan ban serep, karena jika tidak, bisa saja ban serep berada pada kondisi yang tidak layak pakai.
"Jika ban depan kempes atau pecah, secepatnya kita harus berhenti. Namun ingat, jangan melakukan rem mendadak, karena bisa berbahaya dan berkompeten terjadi kecelakaan. Meski ban pecah, proses pengereman tetap harus dilakukan secara perlahan. Sementara jika terjadi pecah ban belakang, biasanya akan lebih terkontrol karena pergerakan bodi mobil lebih sedikit," ujar pereli
Rifat Sungkar.
Saat mau mengganti ban, pengemudi terlebih dahulu harus memarkirkan kendaraannya di permukaan jalan yang rata dan keras. Jika mobil bertransmisi otomatis, posisikan tuas transmisi di mode parkir dan jangan lupa untuk menarik rem tangan.
Sedangkan jika mobil bertransmisi manual, posisikan tuas transmisi di posisi gigi satu. "Sebelum turun dari mobil, Anda perlu mengetahui letak dongkrak ada di mana. Untuk mendongkrak ban depan, posisi dongkrak yang ideal adalah sekitar dua jengkal atau 40 cm dari posisi ban. Di sanalah Anda harus meletakkan dongkrak. Selanjutnya, keluarkan semua peralatan termasuk kaitan dongkrak, kunci roda, serta ban serep Anda. Jangan lupa posisikan ban serep dalam kondisi tertidur dan letakkan di kolong mobil. Hal ini diperlukan karena jika dongkrak terlepas akibat faktor angin atau tanah yang tidak rata, maka ban serep tersebut berguna untuk menahan bodi mobil Anda," jelas Rifat.
Jika dongkrak sudah dikaitkan di pelipis bodi mobil bawah Anda, tugas Anda sekarang adalah mengendorkan baut-baut ban secara perlahan. Begitu selesai, langsung ambil ban serep Anda di bawah mobil.
"Kita harus mengambil tindakan preventif. Ban mobil utama yang telah Anda lepaskan, jangan langsung ditaruh kembali ke tempat awal di mana ban serep berada. Letakkan terlebih dahulu ban utama tersebut ke kolong mobil untuk menjaga keamanan dongkrak jika dongkrak terlepas tiba-tiba. Jika ban serep telah terpasang, baru kembalikan ban utama tadi ke tempat penyimpanan," ujar Rifat.
Rifat juga mengingatkan agar para pengemudi jangan terlalu percaya diri dengan penggunaan ban serep, karena ban serep tidak jarang memiliki ukuran lebih kecil (bersifat temporer) ketimbang ban utama.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah