Saat ini Jeep, pabrikan Amerika yang tinggal sendiri di Indonesia setelah Chevrolet mengangkat bendera putihnya menyadari risiko tersebut.
"Pasti ada sedikit kalau awareness produk Amerika itu pasti berkurang, pasti karena produk GM (General Motors) ada juga penggemarnya," jelas CEO Hascar Group, Ari Hutama saat dihubungi detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kalau semakin banyak mobil Amerika maka akan semakin besar pula kesadaran pasar. Dominasi ini sedikit banyaknya akan mempengaruhi referensi pasar dalam pembelian mobil.
"Kalau secara global dikumpulkan, mobil Amerika tentu akan menambah awareness konsumen tentu ada pengaruhnya juga," tambah Ari.
Meski begitu, Jeep di bawah Hascar Group merasa tidak terlalu terganggu dengan kondisi saat ini. Ari menyatakan bahwa mobil Jeep sudah memiliki pasarnya sendiri di Indonesia.
"Tapi nggak berdampak langsung kepada kita. Kalau saya lihat Jeep punya pasar sendiri karena punya model ikonik dan punya histori mobil itu," tuturnya.
Ari berpendapat kemunduran Chevrolet di Indonesia sendiri juga merupakan dampak kinerjanya secara global pula. Mau tidak mau, jaringannya di Indonesia yang tak memberikan kontribusi besar harus dicabut.
"Seperti saya bilang di otomotif model dan harga harus bersaing selama nggak punya itu pasti kalah bersaing. Kalau Jeep globalnya ada peningkatan malah," pungkas Ari.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?