Toyota Ngebet Ingin Luncurkan Prius Tahun Ini

Toyota Ngebet Ingin Luncurkan Prius Tahun Ini

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 18 Sep 2019 10:16 WIB
Toyota Prius Plug-in Hybrid Electric Vehicle. Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta - PT Toyota Astra-Motor (TAM) terbilang lebih rajin ketimbang pabrikan lain perihal penyegaran hingga mendatangkan produk anyar di tahun 2019. Tercatat Toyota telah meluncurkan berbagai model baru, di antaranya Avanza-Veloz, Camry, Fortuner, C-HR Hybrid, Supra, Hi Ace, Sienta, Corolla Altis, hingga Calya.

Direktur Pemasaran PT TAM Anton Jimmi mengatakan pihaknya masih berusaha untuk mendatangkan satu model lagi di tahun 2019. Model ini, kata Anton, untuk mendorong elektrifikasi kendaraan di Indonesia.

"Kira-kira sudah 10 model (baru) hingga sekarang. Rasanya sudah cukup banyak. Tinggal satu lagi yang kita tunggu yakni Plug In Hybrid, Prius," kata Anton usai peluncuran New Calya di Jakarta, Senin (16/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Prius Plug In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) sebenarnya sudah pernah mejeng dalam ajang GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2019 dan pameran mobil listrik IEMS 2019. Anton mengatakan TAM sendiri mengaku sudah tidak sabar untuk menjual secara resmi produk tersebut.

"Sebenarnya PR-nya lebih ke TMC (Toyota Motor Corp, prinsipal Toyota di Jepang) sebagai prinsipal karena kita minta izin mereka untuk introduce di Indonesia, karena pemerintah sedang galakin elektrifikasi. Kita mau support tidak hanya HEV (Hybrid Electric Vehicle) tapi PHEV juga," kata Anton.



"Kita masih menunggu, tapi kita berharap atau kita berusaha di tahun ini, masih ada waktu sekitar 3 bulan lagi," kata Anton.

Kendati belum diluncurkan, TAM sudah melakukan perhitungan kasar untuk menentukan harga jual dari Prius PHEV. Anton mengungkapkan harga Prius PHEV diperkirakan tidak akan lebih dari Rp 1 miliar.

"Hitungannya belum final karena prinsipal belum respons. Informal kita menargetkan di bawah Rp 1 miliar. Actualnya sangat tergantung, ini kan impor dari Jepang. faktor Yen ini lagi menguat sekali jadi itu harus dihitung lagi," kata Anton.


(riar/rgr)

Hide Ads