Dari kasus kecelakaan ini, bisa diambil poin bahayanya ban pecah saat dikendarai. Ban mobil pecah bisa saja terjadi kapan pun kalau pengendaranya tidak mempersiapkan perjalanan yang aman. Seharusnya, sebelum berkendara, pengemudi sebaiknya mengecek lagi semua kondisi ban agar tidak terjadi ban pecah. Soalnya, ban merupakan komponen keselamatan paling penting lantaran cuma ban satu-satunya komponen kendaraan yang menempel langsung ke aspal.
Baca juga: 5 Tanda Ban Mobil Harus Diganti |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir laman Hyundai Indonesia, pecah ban sering terjadi ketika mobil dipacu dalam kecepatan tinggi. Kalau ban pecah dalam kecepatan tinggi, pengemudi harusnya tidak langsung mengerem mendadak atau melakukan hard braking.
Soalnya, ketika salah satu ban mobil pecah maka keseimbangannya akan menjadi sulit dijaga. Saat pengemudi melakukan hard braking ketika ban pecah, mobil dapat berisiko terguling. Jadi baiknya lakukan pengereman bertahap dengan bantuan engine brake.
Caranya, turunkan posisi gigi. Misalnya sedang berada di gigi empat dapat diturunkan ke tiga agar laju mobil sedikit tertahan. Dengan bantuan engine brake itu, laju mobil bisa lebih mudah dikendalikan sehingga tidak akan terguling meskipun sedang melaju kencang.
Jadi, biarkan mobil berjalan sambil mengurangi kecepatan secara bertahap dengan bantuan engine brake dan kendalikan kemudi seperti biasa supaya mobil tak melaju ke kanan atau ke kiri yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Setelah itu, pengemudi langsung membawa mobil yang bannya pecah ke tepi jalan yang aman dari kendaraan lain. Lalu hubungi pihak terkait agar bisa segera ditangani atau keluarkan peranti penanganan pertama seperti ganti ban serep.
Simak Video "3 Orang Tewas Gegara Ban Mobil Pecah di Tol Jagorawi"
(rgr/lua)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP