"Karena Pertamina ini domainnya bahan bakar cair maka kami juga selain mengembangkan green fuel yang menggunakan bahan baku vegetables oil. Kita berencana mengembangkan pabrik baterai nasional, lithium ion ya," ujar Andianto di sela Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedang kita cari lahan, kira-kira di Jawa. Kelanjutan dari proses di Morowali. 2021 (realisasi) Insya Allah," ujarnya.
"Kita nanti menjadi bagian proses berikutnya, kan di Morowali nanti menjadi sebuah chemichals yang menjadi bahan baku untuk anoda atau katoda. Itu nanti ketika nanti sudah dibikin untuk menjadi formula katoda dan anoda itu nanti di Pertamina," terang Andianto.
Bicara investasi, ia sedikit memberikan bocoran. Rencananya untuk membuat satu jalur produksi baterai dibutuhkan 80 juta US Dolar. Namun bukan tidak mungkin bila baterai listrik semakin laris akan menambah jalur produksi.
"Kita melihat insentif ini berjalan dan kalau animo ini berjalan dan animo dari pabrikan maupun dari pasar bagus. Harapannya dalam dua tiga tahun bisa tambah lagi," ujarnya.
Menurut Andianto, Pertamina sebagai perusahaan energi telah melakukan persiapan dan bertransformasi dalam menjalankan bisnis energi. Pihaknya pun sudah menggandeng sejumlah perguruan tiy untuk menjawab tantangan industri baterai yang salah satunya berfokus pada peningkatan kapasitas dan peningkatan aspek keamanannya.
"Kita selama ini kolaborasi dengan perguruan tinggi, untuk cell UNS, baterry pack kita dengan ITS, untuk aplikasi stasioner misalnya solar, turbin angin dari ITB," ungkap Andianto.
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?