Sabar, Penjualan Mobil Murah Bakal 'Mencuat' Lagi

Sabar, Penjualan Mobil Murah Bakal 'Mencuat' Lagi

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 29 Agu 2019 16:16 WIB
Mobil LCGC Toyota Agya. Foto: Toyota
Jakarta - Pamor mobil murah yang masuk dalam segmen Low Cost and Green Car (LCGC) kian luntur. Padahal beberapa tahun lalu penjualan mobil LCGC sempat membludak, mampu mengalahkan model Low MPV yang selama ini mendominasi di Tanah Air. Tapi semakin ke sini justru makin menurun.

Tercantum dalam data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada tahun 2017 penjualan mobil LCGC sepanjang Januari-Juli 2017 bisa menyentuh angka 141.051 unit. Angka itu kemudian turun satu tahun setelahnya. Pada periode yang sama, penjualan mobil LCGC merosot tipis menjadi 136.017 unit.


Kemudian masuk tahun 2019 untuk periode Januari hingga Juli kembali tercatat penurunan menjadi 120.488 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih dengan aturan Pajak Penjualan atas Barang mewah (PPnBM) baru, mobil-mobil LCGC bakal dikenakan pajak tiga persen. Hal itu tentu memacu penurunan penjualan mobil LCGC karena harganya jadi naik. Belum habis sampai di situ. Harga mobil LCGC bakal kembali terkerek naik seiring dengan disahkannya besaran Bea Balik Nama yang naik dari sebelumnya 10 persen menjadi 12,5 persen.

"Saya rasa 3 persen masih bisa diterima oleh pasar di segmen tersebut. Ya 3 persen kalau dari Rp 100 juta ya 3 persen dari 100 juta kira-kira. PPnBM kan impactnya langsung ke harga mobil, sebenarnya di luar 3 persen kita udah menghadapi kenaikan BBN 2,5 persen jadi sebenarnya kalau kita lihat di Jabar dan Banten di awal-awal ada penurunan penjualan," sebut Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy di Jakarta.


Meski begitu, Toyota yang juga menjadi produsen mobil LCGC masih memiliki keyakinan bahwa mobil-mobil murah itu bisa pulih kembali kondisinya meski mengalami kenaikan harga.

"Tapi harapan kami sih mungkin long term dalam waktu 6 bulan-1 tahun kembali lagi demandnya karena produk-produk seperti ini dibutuhkan di masyarakat. Kalau dibandingkan mobil biasa pajaknya tetap rendah boleh dibilang mirip-mirip mobil elektrifikasi di range itu," ungkapnya.


(dry/ddn)

Hide Ads