Menurut instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, kemacetan sebenarnya bisa dihindari dengan perencanaan perjalanan yang tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar terhindar dari simpul kemacetan, menurut Jusri, pengendara harus memiliki rute utama dan rute alternatif yang jadi pedoman selama perjalanan.
"Rute alternatif berguna ketika rute utama yang dipilih terjadi kemacetan, itu yang perlu dipahami," terang Jusri.
Sebagai contoh, ketika di ruas tol Trans Jawa terjadi kepadatan lalu lintas, maka pengendara bisa memilih jalur non-tol Pantura untuk menuju Jakarta.
Atau jika jalur Pantura padat oleh pengendara motor, pengendara mobil bisa memilih jalur tengah atau jalur Pansela (Pantai Selatan Jawa).
Untuk mengetahui situasi jalan yang ingin dilalui, detikers bisa memantau di aplikasi peta digital seperti Google Maps atau Waze yang bisa memberi informasi situasi jalan secara real time. Atau bisa juga dengan memantau perkembangan arus balik di sosial media.
Jika sama sekali tidak ingin terjebak kemacetan, opsi lainnya bisa dengan memilih waktu kepulangan di luar waktu puncak arus balik. Misalnya dengan memilih jadwal balik antara tanggal 10-12 Juni. (lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?