Perubahan tersebut menjadi gambaran bagaimana pertumbuhan mobil listrik semakin cepat belakangan ini. Selain itu, langkah ini secara tidak langsung juga merupakan pengakuan oleh Toyota bahwa mereka tidak sanggup memenuhi kebutuhan baterainya sendiri.
Wakil Presiden Eksekutif Toyota, Shigeki Terashi mengatakan sekarang mereka dihadapkan dengan permintaan yang lebih tinggi terhadap mobil listriknya. Selain itu, peraturan emisi yang semakin ketat membutuhkan lebih banyak baterai lithium-ion dalam lima tahun ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toyota, yang sudah membuat baterai untuk hibrida dan plug-in hibrida, mengatakan akan bermitra dengan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) China dan pembuat kendaraan listrik BYD Co Ltd untuk pengadaan baterai.
Pada kesempatan yang sama Terashi juga mengumumkan produksi mobil dua kursi ultra-kompak yang dirancang untuk perjalanan jarak pendek dengan kecepatan maksimum 60 km per jam dan jangkauan tempuh 100 km dengan sekali pengisian daya.
CATL sendiri telah menjalin kerja sama dengan pabrikan Jepang lain seperti Honda dan Nissan ditambah juga dengan pasokan baterai untuk Volvo Car Group.
Sementara itu Toyota selama beberapa dekade ini mengembangkan teknologi baterai lithium-ion sendiri dan telah bermitra dengan Panasonic untuk mengembangkan dan membuat baterai prismatik berbentuk persegi panjang.
BPPT Luncurkan Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik:
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah