Perhatikan Hal Ini Jika Terpaksa Mudik Naik Bajaj

Perhatikan Hal Ini Jika Terpaksa Mudik Naik Bajaj

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 31 Mei 2019 20:53 WIB
Ilustrasi Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Bajaj memang diperuntukkan sebagai kendaraan pengangkut penumpang yang legal di wilayah Indonesia. Penggunaannya sebagai kendaraan di arus mudik tidaklah dilarang secara hukum yang berlaku di Indonesia.

Meskipun demikian, bajaj ditegaskan oleh pihak kepolisian maupun ahli keselamatan berkendara untuk digunakan sebagai moda transportasi mudik lebaran 2019.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bajaj itu transportasi publik dalam kota yang mempunyai keterbatasan dalam trayeknya, waktu tempuh dan jarak tempuh. Sehingga tidak diperuntukan transportasi antarkota, antarprovinsi. Jadi tidak dibenarkan bajaj keluar dari trayek dan wilayah hukum operasionalnya. Kesimpulannya, kendaraan bajaj tidak untuk transportasi mudik lebaran 2019," Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Muhammad Nasir, kepada detikcom, Jumat (31/5/2019).

Hal senada juga disampaikan oleh Director Training Safety Driving Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana saat dihubungi detikcom, Jumat (31/5/2019). "Kalau bicara sebagai keselamatan bajaj tidak dipakai untuk perjalanan ke luar kota karena memang kapasitasnya kecil," imbuhnya.

Namun bagi detikers yang memang terpaksa menggunakan bajaj untuk mudik sebaiknya memerhatikan beberapa hal ini agar perjalanan aman.



Hal pertama yang harus diperhatikan dalam mudik menggunakan bajaj adalah masalah kecepatan. Bajaj yang dikategorikan sebagai sepeda motor memiliki performa mesin yang terbatas, untuk digunakan antar kota ada batasan yang harus diikuti.

"Pertama kecepatan bajaj di dalam kota biasanya 30kpj, ke luar kota ngga boleh levih juga," kata Sony.

Pembatasan kecepatan tersebut tentu berdampak pada stamina penumpang dan pengemudi. Oleh karena itu waktu waktu istirahat selama perjalanan setidaknya diatur setiap 1,5 jam sekali dengan lama istirahat 30 menit sebelum melanjutkan perjalan kembali.



"Berikutnya bawa bajaj lebih capek. Lebih capek karena ketemu jalan lurus bisa pegel. Dia harus istirahat setiap 1,5 jam, setelah istirahat 30 menit barulah boleh jalan lagi," tambah Sony.

Satu hal lagi yang identik dengan mudik adalah muatan barang. Untuk bajaj sendiri demi keamanan sebaiknya tidak memaksakan beban yang terlalu berat sehingga bajaj bisa bertahan hingga kampung halaman.

"Berikutnya dia tidak boleh bawa muatan berlebih overload karena kekuatan part dan bajaj tersebut," tutup Sony. (rip/lth)

Hide Ads