"Saya belum bisa jawab sekarang karena harus studi market dulu seperti apa, kan kami juga lihat insentif pemerintah seperti apa dan condongnya kemana," ujar Presiden Director of PT Eurokars Motor Indonesia Roy Arman Arfandy, Senin (20/5/2019), Simprug, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait pembatasan impor dan belumnya memiliki produksi lokal, Mazda pun tidak terlalu merisaukannya. Menurutnya peraturan tersebut masih dapat berubah dan bisa jadi dihilangkan lagi.
"Sementara ini kan kita lihat lagi, kuota itu masih ada atau nggak, sementara ini untuk menjembatani kita terpaksa menggunakan impor dulu," tukasnya.
Roy pun juga menampik kemungkinan Mazda akan bergabung bersama Toyota di Indonesia untuk membuat mobilnya. Menurutnya meskipun di negara lain seperti Amerika Serikat Toyota dan Mazda berbagi pabrik, di Indonesia hal tersebut tidak masuk dalam strategi prinsipal mereka.
"Di Indonesia nggak mungkin, tapi tergantung prinsipalnya mau gimana akan dibawa ke negara lain," jelasnya.
Dorongan elektrifikasi pun dikatakan Roy sebagai salah satu pertimbangan dari Mazda di Indonesia. Bisa jadi pabrik yang akan dibangun ini khusus dibuat untuk kendaraan bertenaga listrik atau mesin konvensional berbahan bakar bensin.
"Belum kami lihat lagi kan market ini untuk insentif pemerintah arahnya ke elektrik, makanya kami koordinasi terus dengan prinsipal segala agar studi kami enggak salah langkah," pungkas Roy.
Tonton video Menguji SUV Mahal CX-9 di Panasnya Tol Trans Sumatera:
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah