Berbagai Alasan Mazda Belum Mulai Bikin Pabrik di Indonesia

Berbagai Alasan Mazda Belum Mulai Bikin Pabrik di Indonesia

Rizki Pratama - detikOto
Selasa, 21 Mei 2019 10:47 WIB
Pabrik mobil Mazda di Jepang Foto: Muhammad Nur Abdurrahman
Jakarta - Mazda Indonesia memang sudah lama menunjukkan niatnya untuk merakit produknya secara lokal dengan membangun pabriknya sendiri. Namun hingga saat ini kabar tersebut belum menunjukkan perkembangan lebih jauh untuk memastikan kapan mulai menjalankan proyek ini.

"Saya belum bisa jawab sekarang karena harus studi market dulu seperti apa, kan kami juga lihat insentif pemerintah seperti apa dan condongnya kemana," ujar Presiden Director of PT Eurokars Motor Indonesia Roy Arman Arfandy, Senin (20/5/2019), Simprug, Jakarta Selatan.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu alasan lain yang menjadi penghalang adalah volume penjualannya yang masih terhitung kecil di segmen premium di Indonesia. "Internal studi ini harus benar-benar detail, karena kan kami secara volume (penjualan) masih kecil dan investasi untuk membuat pabrik baru itu kan besar. Jadi jangan sampai nantinya kami salah hitung, kami studi dulu dan lihat marketnya," lanjut Roy.

Terkait pembatasan impor dan belumnya memiliki produksi lokal, Mazda pun tidak terlalu merisaukannya. Menurutnya peraturan tersebut masih dapat berubah dan bisa jadi dihilangkan lagi.

"Sementara ini kan kita lihat lagi, kuota itu masih ada atau nggak, sementara ini untuk menjembatani kita terpaksa menggunakan impor dulu," tukasnya.

Roy pun juga menampik kemungkinan Mazda akan bergabung bersama Toyota di Indonesia untuk membuat mobilnya. Menurutnya meskipun di negara lain seperti Amerika Serikat Toyota dan Mazda berbagi pabrik, di Indonesia hal tersebut tidak masuk dalam strategi prinsipal mereka.

"Di Indonesia nggak mungkin, tapi tergantung prinsipalnya mau gimana akan dibawa ke negara lain," jelasnya.

Dorongan elektrifikasi pun dikatakan Roy sebagai salah satu pertimbangan dari Mazda di Indonesia. Bisa jadi pabrik yang akan dibangun ini khusus dibuat untuk kendaraan bertenaga listrik atau mesin konvensional berbahan bakar bensin.



"Belum kami lihat lagi kan market ini untuk insentif pemerintah arahnya ke elektrik, makanya kami koordinasi terus dengan prinsipal segala agar studi kami enggak salah langkah," pungkas Roy.


Tonton video Menguji SUV Mahal CX-9 di Panasnya Tol Trans Sumatera:

[Gambas:Video 20detik]


Berbagai Alasan Mazda Belum Mulai Bikin Pabrik di Indonesia
(rip/ddn)

Hide Ads