Meski demikian menurut Airlangga, semua tantangan untuk bisa melahirkan mobil ramah lingkungan atau mobil listrik harus dihadapi.
Baca juga: Perpres Kendaraan Listrik Rampung Tahun Ini |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menjelaskan tantangan apa saja yang dihadapi untuk bisa lebih memperbanyak kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
"Diantaranya terkait penerimaan masyarakat terhadap kendaraan electrified vehicle, kenyamanan berkendara, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, adopsi teknologi dan regulasi, juga termasuk dukungan kebijakan baik fiskal maupun non-fiskal. Agar kendaraan electrified vehicle dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa harus dibebani biaya tambahan yang tinggi," kata Airlangga.
Dikesempatan sebelumnya Airlangga juga mengatakan aturan kendaraan listrik besar kemungkinan akan rampung tahun ini.
"Perpres (kendaraan listrik) dalam waktu dekat (rampung), sebab perpres ini juga terkait dengan fasilitas PPnBM. Targetnya semester ini (rampung)," terang Airlangga Hartarto.
Hal itu bukan isapan jempol semata, karena menurut Airlangga. Pemerintah sendiri mempunyai target memproduksi 20 persen kendaraan listrik dari total kendaraan yang diproduksi pada tahun 2025 nanti.
"Maka itu pemerintah menyiapkan insentif untuk kendaraan LCEV (Low Carbon Emission Vehicle). Basisnya listrik. Kami lihat industri yang emisi paling rendah adalah electric vehicle, tentu mendapatkan fasilitas PPnBM yang terendah," lanjutnya.
Tak hanya menargetkan produksi mobil listrik di dalam negeri, pemerintah juga punya target membangun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). "Charging station diharapkan sebelum 2025 sudah tersedia di beberapa kota," ujar Airlangga.
Simak juga video Jaga Bumi, Blue Bird Luncurkan Taksi Listrik:
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah