Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Bentuk Dewan Direksi Baru

Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Bentuk Dewan Direksi Baru

Rizki Pratama - detikOto
Rabu, 13 Mar 2019 17:59 WIB
Foto: Renault
Jakarta - Kekosongan posisi pemimpin 3 aliansi perusahaan otomotif Nissan, Renault dan Mitsubishi memberikan dampak pada struktur organisasi perusahaan tersebut. Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada hari Selasa, Renault, Nissan, dan Mitsubishi mengumumkan pembentukan struktur perusahaan baru, yang bertugas mengawasi operasi dan tata kelola dalam grup itu.

Dewan Operasi Aliansi baru ini akan dipimpin oleh ketua Renault, Jean-Dominique Senard dan akan terdiri dari CEO masing-masing dari tiga perusahaan: Hiroto Saikawa, Thierry Bollore, dan Osamu Masuko.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembentukan dewan operasi Aliansi baru ini dirancang untuk membantu Nissan, Renault dan Mitsubishi Motors menjadi apa yang mereka targetkan bersama yaitu perusahaan teratas di pasar mobil global yang flexibel dan sangat kompetitif," bunyi pernyataan tersebut.

Ketiga perusahaan memahami kerja keras para karyawannya dan ingin terus bergerak maju bersama.

"Melalui komitmen dan kesetiaan karyawan Nissan, Renault dan Mitsubishi Motors, dan kerja sama yang sangat konstruktif dengan Daimler, dewan operasi aliansi akan berupaya untuk terus memberikan solution terbaik bagi semua yang terlibat." Lanjut pernyataan tersebut.



Pembentukan dewan operasi ini berarti tidak ada seorang pun yang akan menguasai semua sumber daya dari setiap kelompok dalam satu kendali. Keputusan apapun mengenai ketiga perusahaan akan didasarkan pada konsensus.

Beberapa bulan setelah penangkapan Ghosn, aliansi ini masih berjuang untuk mengembalikan keseimbangan perusahaannya. Carlos Ghosn baru saja dibebaskan dengan jaminan pekan lalu dan bahkan meminta izin untuk menghadiri rapat dewan Nissan, namun Permintaannya ditolak oleh pengadilan Jepang.

Ghosn dituduh melakukan berbagai kejahatan, mulai dari tidak melaporkan kompensasinya hingga penggunaan aset perusahaan secara pribadi. Jika terbukti bersalah atas pelanggaran keuangan, mantan eksekutif itu bisa menghabiskan 10 tahun hidupnya penjara. (rip/lth)

Hide Ads