Baca juga: Tips Bagi Pemotor Hindari Efek Aquaplaning |
Bahkan karena lintasan yang memburuk akibat terus-menerus diguyur hujan membuat Race Director mengibarkan bendera merah di MotoGP Valencia setelah 14 putaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna menjawab rasa penasaran, Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menjelaskannya saat dihubungi detikOto, Kamis (22/11/2018).
"Jadi aquaplanning adalah sebuah fenomena ketika sebuah kendaraan apakah motor, mobil, atau speedboat yang melintasi lapisan film air atau lapisan tipis air di sebuah permukaan," ungkap Jusri.
"Pada kecepatan pelan, ia tidak mempengaruhi apa-apa, tetapi pada kecepatan tinggi maka momentum atau terjangan ban akan membuat daya angkat ke atas yang mendorong permukaan ban, terlepas traksinya dari permukaan jalan tersebut," kata Jusri.
Baca juga: Hati-hati Menghadapi Aquaplanning di Jalan! |
Karena momentum tersebut membuat ban motor tidak menapak secara sempurna di aspal melainkan mengambang di atas permukaan air.
Lebih lanjut, kata Jusri, saat kondisi jalan basah daya cengkram ban bisa berkurang. Apalagi dalam kecepatan tinggi, traksi ban bisa lebih menurun secara signifikan. Walhasil motor kehilangan kendali dan akibatnya terjadi crash.
"Analogi mudahnya seperti batu pipih yang dilemparkan secara menyamping ke danau, batu itu meloncat-loncat dan akhirnya tenggelam, Aquaplanning sangat membahayakan karena objek kendaraan bermotor akan kehilangan kendali, bahkan speedboat yang sudah di air pun bisa frontlift," terang Jusri.
Tonton juga 'Momen Marquez hingga Rossi Tersungkur di MotoGP Valencia':
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!