Kesan Pertama Duduk di Atas 'Motor Perang' Royal Enfield

Kesan Pertama Duduk di Atas 'Motor Perang' Royal Enfield

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 15 Nov 2018 15:34 WIB
Kesan Duduk di Motor Perang Royal Enfield. Foto: Istimewa
Jakarta - Royal Enfield Indonesia baru saja meluncurkan varian Classic 500 Pegasus di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Rabu 14 November 2018. detikOto yang turut diundang pada acara ini berkesempatan langsung melihat dan merasakan impresi duduk di atas motor yang terinspirasi dari kendaraan era Perang Dunia II itu.

Dilihat dari sisi desain, Royal Enfield 500 Pegasus kami akui sukses membangkitkan kembali memori orang terhadap sang 'kutu terbang' RE/WD Flying Flea yang digunakan tentara Inggris di tahun 1940-an. Hal ini terlihat dari penggunaan lampu bulat dan tangki bensin yang berbentuk agak lonjong.

Di bagian tangki ini tersemat beberapa logo yang menunjukkan identitas Royal Enfield 500 Pegasus. Seperti logo Pegasus warna marun-biru yang melambangkan lencana Resimen Terjun Payung. Lalu ada pula nomor seri individual yang tercetak besar plus logo Royal Enfield.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menunjang tampilan ala motor tentara, Royal Enfield 500 Pegasus dibekali handgrip warna coklat, dan aksen warna serba hitam di kickstart, panel lampu depan, sokbreker, hingga rim pelek. Motor ini juga dilengkapi jok pembonceng dan satu set pannier kanvas kustom dengan emblem Pegasus.

Secara dimensi, Royal Enfield 500 Pegasus ini punya spesifikasi panjang x lebar x tinggi, 2.140 mm x 1.080 mm x 790 mm, dengan jarak sumbu (wheelbase) 1.360 mm. Tester detikOto yang punya profil tinggi badan 165 cm dan berat 69 kg cukup kewalahan saat coba melepas standar tengah motor berbobot kosong 194 kg ini.

Kesan pertama saat kami mencoba duduk di atas Royal Enfield 500 Pegasus, motor ini menawarkan posisi riding cukup ergonomis. Setangnya cukup tinggi dan lebar, jadi posisi tangan pengendara bisa lurus dan menggenggam handgrip dengan mantap. Sayangnya, kaki tester detikOto belum mampu menapak sempurna di motor yang punya tinggi jok ke tanah 1.080 mm dan ground clearance 135 mm ini.



Royal Enfield 500 Pegasus dibekali mesin satu silinder 499 cc 4 Tak, berpendingin udara, Electronic Fuel Injection. Output tenaganya diklaim 27,6 dk pada 5.250 rpm dan torsinya 41,3 Nm di 4.000 rpm. Tenaga tersebut disalurkan ke roda belakang dengan transmisi manual 5 percepatan. Sebagai penampung bahan bakar, tangki motor ini bisa menelan 13,5 liter bensin.

Dari segi fitur, Royal Enfield 500 Pegasus memang tidak dibekali pernak pernik modern ala motor kekinian. Sesuai konsepnya yang 'back to basic', motor ini hanya memakai lampu bohlam di headlight, rearlamp, hingga lampu sein. Sedangkan di panel instrumennya, masih mengandalkan model analog yang menunjukkan kecepatan motor (speedometer), jarak tempuh (kilometer), dan indikator bensin.



Bicara bangun rangka, Royal Enfield 500 Pegasus pakai jenis sasis single downtube. Suspensi depannya pakai model teleskopik berdiameter 35 mm, dengan jarak travel 130 mm. Sedangkan suspensi belakangnya pakai sokbreker absorber dengan setelan preload 5 level.

Untuk diameter bannya, menggunakan profil 90/90-19 52P di depan dan 120/80-18 62P di belakang. Untuk menghentikan laju roda tersebut, motor ini sudah pakai rem cakram dual piston dengan diameter piringan 280 mm di depan. Sedangkan di belakang pakai cakram 240 mm single piston. Sebagai pengaman tambahan, sudah ada fitur ABS (Anti-lock Braking System) dual channel.

Di Indonesia, Royal Enfield 500 Pegasus dipasarkan oleh PT Distributor Motor Indonesia dengan harga Rp 109,9 juta On The Road Jakarta. Model ini dibuat eksklusif hanya 1.000 unit di dunia, dengan Indonesia mendapat jatah hanya 40 unit. Pemesanan motor ini sudah mulai bisa dilakukan pada hari Kamis (15/11/2018). (lua/rgr)

Hide Ads