Jadi Tren di Motor Sport, Ini Keunggulan Suspensi Upside Down

Yamaha R25 pakai suspensi depan upside down. Foto: Grandyos Zafna

Jakarta -

Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) telah menyematkan suspensi upside down (USD) di beberapa produknya, sebut saja R15, Yamaha Xabre, dan produk anyarnya R25.

Dengan kombinasi yang tepat antara desain, fairing, weight ratio serta penggunaan USD, Yamaha mengklaim R25 memiliki sensasi berkendara yang jauh berbeda di banding versi sebelumnya.

Satu hal yang perlu dicatat, keseimbangan motor R25 diklaim jadi semakin nyaman dalam bermanuver, karena pembagian bobot yang lebih baik.

"Jadi kalau melihat R25 jangan hanya upside down-nya saja, tapi dengan aplikasi USD dan body baru, weight balance-nya itu tadi 49,3 sama 50,7, dulu tuh masih belum perfect betul, dengan perubahan tempat duduk kemudian juga suspensi upside down itu weight balance-nya jadi 50 : 50, kemudian tangkinya direndahkan 20 mm dan sedikit agak melebar," ungkap General Marketing Aftersales Service & Motor Sport M Abidin di sela-sela Media Test Ride, di Sentul Internasional Sirkuit.

"Sebenarnya pada prinsipnya tidak jauh berbeda, fungsi front fork ada fungsi damper dan rebound. Tapi untuk strokenya kalau pakai upside down itu ya bisa lebih panjang travelnya," ungkap Abidin.

Dilihat dari fisiknya memang posisinya terbalik dibandingkan suspensi teleskopik biasa. Posisi inner tube (pipa kecil) berada di bagian bawah sedangkan posisi outer tube (pipa besar) berada di bagian atas. Memang secara tampilan penggunaan USD lebih menarik secara kasat mata dibandingkan suspensi teleskopik biasa.

"Dimensi lebih besar, otomatis handling motor kemudi depan suspensi menjadi penting, terutama manuver. Peran upside down tidak terlalu berbeda jauh memang, kalau dikombinasi dengan weight balance dan posisi duduk tempat menjadi sebuah kombinasi yang tepat," terang Abidin.