Tentu rasa penasaran muncul, mengapa Yamaha tidak menyematkannya untuk Yamaha R25. Padahal fungsinya mampu memberikan torsi yang besar di putaran bawah dan tenaga yang besar di putaran atas serta motor jadi punya efisiensi yang bagus.
General Manager After Sales & Motor Sports PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), M Abidin menjawabnya saat disela-sela acara Media Test Ride Yamaha di Sirkuit Sentul Internasional, Bogor, Kamis (8/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konteksnya VVA itu kan nempatin 2 cam di dalam satu poros, umumnya suitable untuk tipe yang SOHC, kalo DOHC itu kan nempatinnya berarti harus ada dua, itu synchronize-nya nggak gampang, tentu costnya akan lebih mahal apalagi dua silinder, dianggap cukup dengan menggunakan DOHC yang sekarang," ungkap Abidin.
Baca juga: Menguji Yamaha R25 Baru di Sentul |
Yamaha R25, kata Abidin, saat ini sudah cukup diandalkan menggunakan mesin lama tanpa adanya teknologi VVA. Memang di atas kertas tanpa menggunakan VVA, Yamaha R25 masih kalah soal tenaga dibandingkan dengan kompetitornya karena mampu menumpahkan 26,5 Kw (36 PS)/12.000 rpm, sedangkan Honda CBR250RR mampu mengeluarkan tenaga 28,5 kw (38,7 PS)/12.500 rpm, dan Kawasaki Ninja 250 berada di kisaran 28,5 kw (39 PS)/12.500 rpm.
Namun dari segi harga Yamaha R25 dibanderol lebih murah dibandingkan pesaingnya. R25 tersedia dalam tiga pilihan warna yakni Racing Blue, Matte Red, dan Matte Black yang dibanderol seharga Rp 58.600.000 untuk versi biasa dan Rp 58.950.000 untuk tipe Movistar Livery.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?