Fakta ini disampaikan oleh Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto saat ditemui di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Turun dibanding tahun lalu, tapi Rush-nya bisa 7.000 bulan Juli, tetapi kami maintain di level 5.000 kalau Rush. Rush dalam 1-2 bulan itu lagi kami coba percepat dari tambahan unit dari produksi ada blessing jadi kami bisa bisa tambah Rush, jadi outstanding (inden) bisa kita cepetin terutama di daerah yang Sumatera dan Bali yang indennya 4 bulanan," jelasnya.
Suryo mengatakan adalah hal yang wajar jika orang yang tadinya menggunakan Toyota Avanza sekarang memilih Rush. "Memang ditujukannya begitu, Agya, Calya dan Avanza itu masuk kategori low, untuk first entry buyer kebanyakan ambil 3 model itu, kalau Rush kan konsumennya mereka lebih banyak yang refreshment atau additional buyer," ujarnya.
Komposisi pengguna Rush yang merupakan pembeli pertama atau first buyer lebih sedikit dibandingkan Avanza. "Kalau Rush first entry itu 20-30 persen, kalau Avanza 50-60 persen, jadi sisanya refreshment dan additional. Memang mereka punya seperti itu, orang yang ganti mobil ya ambilnya Rush, nggak ambil model yang sama lagi (Avanza)," ujarnya.
"Kebetulan ada konsumen kita yang modelnya, kebetulan Rushnya kita seven seater, ya sudah kalau Avanzanya tidak bisa keluar Pak Suryo, saya beli Rush dulu, tetapi saya Avanza loyalis, kalau Avanza keluar saya beli lagi, saya yakin harga jual Rush tidak akan turun banyak," ujar Suryo menirukan omongan pengguna Avanza.
Soal model baru Avanza, Suryo meminta masyarakat untuk bersabar, kalau sudah waktunya, Toyota pasti akan segera menyampaikan.
"Pasti ada semua, pasti ada mau Vios, Camry, Sienta, cuma waktunya belum tahu," ujarnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah