Survei: Orang Belum Berniat Beli Mobil Listrik dalam 1 Dekade

Survei: Orang Belum Berniat Beli Mobil Listrik dalam 1 Dekade

Ruly Kurniawan - detikOto
Senin, 03 Sep 2018 18:21 WIB
Colokan mobil listrik Foto: Agung Pambudhy
London - Sejalan dengan inisiasi untuk mengurangi global warming, dunia otomotif dalam beberapa waktu ke depan (2030) akan mulai menerapkan kendaraan rendah emisi. Di Eropa sendiri, gerakan tersebut dikenal dengan 'Road to Zero'. Namun ternyata, banyak pengendara mobil yang masih enggan berpindah ke kendaraan listrik maupun hybrid.

Berdasarkan penelitian dari pasar otomotif digital terbesar di Inggris, Auto Trader, yang melibatkan 1.000 pengendara mobil, ada 38% konsumen yang tidak menyadari dan tahu akan kebijakan mengenai mobil listrik. Mereka juga percaya bahwa tujuan pemerintah untuk setidaknya 50% mobil baru yang dijual pada tahun 2030 menjadi kendaraan listrik 2030 tidak realistis.


Pemilik dan pengguna mobil menyatakan, mereka akan menunggu paling tidak sembilan tahun sebelum benar-benar membeli kendaraan listrik atau hybrid. Sebab, dengan kurangnya infrastruktur, stasiun pengisian listrik, dan biaya yang mahal dikatakan masih menjadi persoalan krusial dan umum. Meski di Eropa harga mobil listrik diwacanakan dalam empat tahun ke depan bakal lebih murah daripada mobil konvensional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Inggris, rata-rata orang mengganti mobil setiap 2-3 tahun, itu berarti mereka akan membeli 3 mobil sebelum akhirnya membeli mobil listrik. Hanya 26 persen responden yang mempertimbangkan membeli kendaraan listrik sebagai mobil mereka selanjutnya. Presentase ini tidak jauh berbeda dengan survei yang diadakan pada 2017.

"Ketika beralih ke kendaraan listrik (atau hybrid) sebenarnya pengguna sudah meraih manfaat. Karena mobil listrik dapat menghemat ratusan pounds setiap tahunnya untuk pengeluaran (ongkos) bahan bakar," kata Poppy Welch, Head of Go Ultra Low.

"Ada juga penghematan tambahan seperti manfaat pajak dan pengurangan biaya servis," tambahnya.


Namun memang, lanjut Welch, daya jelajah dan pengisian bahan bakar listrik menjadi masalah terbesar. Sebab hampir setengah dari pengemudi mobil berkendara hingga 24 km/hari.

"Jangkauan tersebut sulit dicapai oleh kendaraan listrik namun mudah dicapai oleh sebuah plug-in hybrid. Berdasarkan data juga menunjukkan 90% pengendara ingin mengisi daya mobil listriknya di rumah sehingga menambah kenyamanan mereka," paparnya.


Di samping itu, pengendara mobil sebenarnya sudah semakin sadar akan dampak kendaraan terhadap lingkungan. Hal tersebut diperkuat dari data penelitian yang menyatakan 56% responden perduli terhadap jenis bahan bakar pada mobil. Mereka yang disurvei juga mengakui bahwa laporan berita telah membuatnya cenderung mempertimbangkan membeli mobil berbahan bakar alternatif, termasuk listrik. Hanya saja keluhan dari pengguna mobil belum terjawab.

"Kendaraan listrik memang adalah masa depan, namun penelitian kami menunjukkan bahwa masih ada hambatan signifikan dalam pengadopsian atau perpindahan ini. Dengan investasi lebih besar dalam infrastuktur dan teknologi yang dibutuhkan, serta didukung oleh produsen mobil, mobil listrik harus jelas dan mudah diakses. Sehingga para penggunanya tidak asing terhadap mobil dan menambah kenyamanan serta keamanan itu sendiri," tutup Direktur Editorial Auto Trader, Erin Baker. (ruk/ddn)

Hide Ads