Alhasil, untuk bisa melewati jalur ini butuh transportasi khusus. Seperti bus yang disiapkan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengangkut pekerja mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, perbedaan juga terdapat dari kepala bus tersebut yang sejatinya merupakan sebuah truk bermerek Western Star dari Amerika Serikat dan Iveco dari Italia.
![]() |
Freeport memang khusus mendesain bus ini, dimana mereka mengimpor bus-bus untuk kemudian menyambungnya dengan badan bus yang dilakukan oleh perusahaan karoseri lokal Papua.
![]() |
Layaknya mau terjun ke medan perang, setiap armada bus ini lantas dilengkapi dengan lapisan anti peluru yang mengerubungi seluruh bodinya hingga ban. Adapun di bagian jendela samping, hanya disisakan bagian 1/8 di sisi atas jendela untuk cahaya masuk.
Selain itu, para pengemudinya juga dilengkapi armor yang tak kalah lengkap meski sudah berlindung di balik kaca anti peluru. Mereka dibekali dengan kevlar hingga helm anti-peluru.
![]() |
Bus ini beroperasi setiap hari mengantar penumpang mulai dari Bandara Moses Kilangin di Timika yang ada di dataran rendah atau Terminal Gorong Gorong menuju Tembagapura di dataran tinggi.
![]() |
Ketika melintas, bus-bus ini harus jalan beriringan, dimana posisi terdepan akan dipimpin oleh pihak keamanan bersenjata lengkap.
Perjalanan Timika-Tembagapura di Papua sendiri ditempuh dalam waktu 2,5-3 jam dengan kecepatan tak lebih dari 40 km/jam. Maklum saja, kondisi jalan berbatu, berliku dengan tanjakan curam membuatnya jauh lebih menantang.
(ash/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini