Mobil-mobil karya mahasiswa itu padahal sudah mengikuti berbagai ajang lomba di dunia dan bahkan merebut juara.
"Kalau yang ngajak banyak (memproduksi mobil listrik) tapi kenyataannya nggak semudah membalikan tangan," ungkap mekanik mobil listrik ITS Ayuning Fitri Desanti saat dihubungi detikoto melalui sambungan telepon, Selasa (31/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gesits itu nekat. Kalau sepeda motor listrik komponen basicnya sama cuma skala lebih besar untuk mobil, kalau motor komponennya kecil," ucap Santi.
"Jadi kalau mau memproduksi mobil pastinya biayanya lebih besar lagi dari motor," sambung mahasiswi S2 jurusan Teknik Elektro itu.
Mobil-mobil buatan nasional juga masih kalah pamor dengan mobil merek Jepang yang sudah lama hadir di Indonesia. Bisa diperhatikan di jalanan hampir seluruh mobil yang beredar di jalanan adalah merek Jepang baru sisanya merek Eropa, Amerika, Korea Selatan, dan baru-baru ini kedatangan pendatang baru asal China.
Memang secara industri otomotif Indonesia lebih maju karena banyaknya produsen mobil luar yang memproduksi mobilnya di sini sehingga kita lebih melek akan teknologi, tapi sayang tidak diiringi dengan pengembangan mobil nasionalnya. (dry/lth)
Komentar Terbanyak
Ramai Ditolak SPBU Swasta, Apa Dampak Kandungan Etanol pada BBM untuk Mobil-Motor?
Permohonan Maaf Pemotor Nmax yang Viral Adang Bus di Tikungan
Harga Asli BBM Pertalite Dibongkar Menkeu Purbaya, Bukan Rp 10 Ribu!