Seperti disampaikan Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto. Kalau nilai tukar dolar terus bertahan dalam jangka waktu yang lama mau tidak mau pihaknya terpaksa menaikkan harga mobil.
"TAM perusahaan multi nasional company. Nah kalau perusahaan sebesar TAM yang mana joint venture antara Toyota dengan Astra pasti kita mengenal ama yang namanya hedging. Dimana hedging melindungi risiko atau nilai utang atau kendaraan kita terhadap fluktuasi nilai tukar. Nah itu kita lakukan. So far jadi dalam posisi kita masih aman," ungkap Soerjo di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kapan mau naikin harga, kami itu masih punya dua satu itu adalah kita masih dilindungi hedging. Yang kedua adalah pemerintah lagi usaha untuk menurunkan," kata Soerjo.
"Nah kalau kita lihat pemerintah lagi usaha, terus dia buat komite. Terus kita malah menaikkan harga, terus pada saat dolar turun, apa yang mau dilakukan oleh pelaku industri. Jadi apa yg kami lakukan adalah wait and see karena kita masih aman," pungkas Soerjo. (dry/ddn)












































Komentar Terbanyak
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta
Intip Garasi Bos Bea Cukai yang Janji Berbenah usai Diancam Purbaya
Perpanjang STNK Tanpa KTP Pemilik Lama, Bea Balik Nama Mobil Bekas Dihapus