Orang Indonesia Belum Berminat Beli Kendaraan Listrik

Survei

Orang Indonesia Belum Berminat Beli Kendaraan Listrik

Ruly Kurniawan - detikOto
Kamis, 12 Jul 2018 15:26 WIB
SPLU milik PLN Foto: Grandyos Zafna.
Jakarta - Indonesia tengah melangkah ke era kendaraan listrik atau electric vehicles (EV). Beberapa produsen otomotif pun sedang gencar untuk memperkenalkan produk terbaiknya kepada instansi pemerintahan dan khalayak umum.

Namun, hasil survei dari perusahaan konsultan manajemen Solidiance mengungkapkan bahwa niat masyarakat Indonesia terhadap penggunaan EV (mobil maupun motor) masih sangat rendah walau antusiasmenya cukup tinggi.

Dari total 200 responden yang terbagi menjadi 100 pemilik motor dan 100 pemilik mobil di Indonesia, hasil survei menunjukkan lebih dari 60 orang pengendara mengetahui akan adanya kendaraan listrik. Namun, 83 persen (untuk sepeda motor listrik) mengatakan tidak bersedia membelinya dalam satu sampai dua tahun ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sedangkan untuk mobil listrik, dari 46 orang yang mengetahui adanya mobil listrik yang dijual di Indonesia, 96 persennya mengatakan tidak bersedia membeli mobil listrik dalam kurun waktu yang sama.

"Untuk motor listrik mayoritas mereka tahu, kalau mobil listrik ternyata banyak juga yang tidak tahu, ya fifty-fifty. Kami juga melihat bagi mereka yang tahu, seberapa yang masih mau berganti dari kendaraan fossil fuel vehicle ke EV, sebagian besar tidak mau untuk berpindah," kata Konsultan Senior Solidiance Yosua Danny Devara di Jakarta.


Ia menambahkan, ada tiga faktor utama penyebab hal tersebut. Yakni daya jelajah kendaraan listrik sampai jangka waktu pengisian baterainya sampai penuh.

"Ada kekurangan dari motor listrik, motor listrik kapasitas baterai 2 kWh itu sekali full charge hanya bisa dipakai untuk 60 kilometer sampai kosong. Itu menjadi keterbatasan juga karena sulit menemukan SPLU (Stasiun Penyedia Listrik Umum). Selain itu kecepatan maksimal motor elektrik hanya 60 kilometer per jam," ujar Yosua.


"Lalu masih banyak perusahaan perbankan yang masih belum mau kasih kredit sedangkan pembeli sepeda motor di Indonesia lebih dari 80 persen membelinya dengan kredit. Oleh karena itu saat mereka shifting ke kendaraan listrik, sangat terbatas sekali pilihan mereka untuk menggunakan perusahaan finance yang buka leasing," tambah Associate Partner Solidiance Gervasius Samosir. (ruk/ddn)

Hide Ads