Ada yang tujuannya sama untuk mengurangi kemacetan hingga mengurangi jumlah polusi udara akibat kendaraan. Namun sebenarnya efektifkah aturan tersebut diberlakukan? Melansir India Times, Jumat beberapa kota berhasil mencapai tujuannya usai menerapkan hal tersebut, tapi ada juga yang gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara pelat ganjil hanya boleh lewat pada hari Rabu sementara pelat genap hitam boleh ke Paris pada hari Kamis. Meski begitu, pemerintah setempat menyediakan transportasi umum secara gratis juga mobil listrik boleh berlalu-lalang sehingga memudahkan masyarakat.
Selain Paris, Meksiko juga berhasil menerapkan aturan ganjil-genap di kotanya walaupun hanya bersifat sementara. Polusi di Meksiko berkurang hingga 11 persen. Tapi itu hanya berlangsung sementara saja.
Warga Meksiko kemudian banyak yang memilih untuk membeli mobil baru agar mendapat pelat baru yang berbeda dari mobil yang sudah ada. Sehingga kapanpun mereka bisa menggunakan mobil. Hal itu berdampak langsung terhadap kemacetan Meksiko dan polusi juga naik 13 persen.
Ibu Kota Colombia, Bogota pun memiliki aturan ganjil-genapnya sendiri. Pemerintah Bogota melarang mobil untuk melintas di jam-jam sibuk selama dua hari seminggu. Supaya tidak terjadi mirip di Meksiko, kombinasi pelarangan pelat nomor ganjil-genap melintas diberlakukan kombinasi. Sehingga setiap hari berbeda angka pelat yang boleh melintas.
Sayangnya, aturan itu tidak berhasil. Pengendara di Bogota masih lebih senang untuk mengendarai mobilnya sendiri namun menghindari jam sibuk. Maka dari itu kemacetan tidak terhindarkan.
Ganjil-genap juga berlaku di Beijing dan terhitung berhasil. Saat itu, Kota Beijing memang berkeinginan untuk mengurangi polusi terkait dengan penyelenggaraan Olimpiade tahun 2008.
Nah di Jakarta sendiri aturan ganjil-genap mulai dikenalkan dalam upaya untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota yang semakin parah. Aturan ini menggantikan aturan 3in1 yang sebelumnya berlaku.
Dalam rangka menyambut Asian Games 2018, ganjil-genap di Jakarta pun diperluas. Sistem ganjil-genap itu diberlakukan di ruas Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Ahmad Yani, Jalan DI Panjaitan, Jalan MT Haryono, Jalan Gatot Subroto, sebagian Jalan S Parman, Jalan HR Rasuna Said, Jalan RA Kartini, Jalan Metro Pondok Indah, dan Jalan Benyamin Sueb.
Adapun rute alternatif bagi para pengendara yang tak bisa melintas di ruas jalan tersebut adalah:
1. Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Suprapto - Jalan Salemba Raya - Jalan Matraman - dan sekitar arah timur.
2. Jalan Warung Jati Barat - Jalan Pejaten Raya - Jalan Pasar Minggu - Jalan Soepomo - Jalan Saharjo - dan sekitar arah selatan.
3. Jalan RE Martadinata - Jalan Danau Sunter Barat - Jalan HBR Motik - Jalan Gunung Sahari - dan sekitar utara.
4. Jalan RA Kartini - Jalan Ciputat Raya - dan sekitar arah Selatan.
5. Jalan akses Jalan Tol Cikampek- Jalan Sutoyo - Jalan Dewi Sartika - dan sekitar arah timur.
6. Jalan S Parman - Jalan Tomang Raya - Jalan Surya Pranoto atau Jalan Cideng - dan sekitar arah utara.
Kira-kira menurut Otolovers, aturan ganjil-genap ini bakalan efektif mengurangi kemacetan atau sebaliknya menambah kemacetan karena masyarakat justru membeli mobil baru karena transportasi yang masih kurang memadai? (dry/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!