Polisi Mulai Simulasi Tes Psikologi untuk Pembuatan SIM

Polisi Mulai Simulasi Tes Psikologi untuk Pembuatan SIM

Arief Ikhsanudin - detikOto
Kamis, 21 Jun 2018 11:46 WIB
Simulasi tes psikologi SIM (Foto: Arief Ikhsanudin)
Jakarta - Menjelang penerapan tes psikologi, Satpas SIM Daan Mogot, Jakarta mulai melakukan simulasi tes psikologi untuk pembuatan dan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Simulasi itu dilakukan untuk memastikan kesiapan tes psikologi sebelum diterapkan.

Satpas SIM menyediakan kontainer berisi 28 komputer yang digunakan pemohon SIM melakukan tes. Mereka akan menjawab tiap soal dengan komputer tersebut.

"Kita ingin memastikan bahwa persiapan semuanya siap sebelum dimulai," ucap Kasi SIM Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar, kepada wartawan di Kantor Satpas SIM, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (21/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Fahri belum memastikan kapan tes psikologi akan dimulai. Dia ingin persiapan tes psikologi dipersiapkan dengan matang. "Yang pasti kita akan sesegera mungkin," ucap Fahri.

Kasi SIM Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar memberikan keterangan soal simulasi tes psikologi kepada wartawanKasi SIM Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar memberikan keterangan soal simulasi tes psikologi kepada wartawan Foto: Arief Ikhsanudin


Satpas SIM bekerjasama dengan lembaga psikologi dalam simulasi tersebut. Lembaga itulah yang juga menyusun soal untuk tes tersebut. "Yang pasti jika memang tidak mengalami masalah kejiwaan akan lulus," ucap Psikolog dari Andi Arta, Adi Sasongko.

Hasil tes psikologi pemohon SIM langsung keluar. "Saat itu bisa langsung diketahui hasilnya," ucap Adi.

Sebelumnya, Ditlantas Polda Metro Jaya bakal menerapkan tes psikologi bagi pemohon SIM (surat izin mengemudi). Sejumlah aspek, dari kemampuan penyesuaian diri hingga kemampuan konsentrasi calon pengendara, akan dinilai lewat tes ini.



"Penilaian dengan menggunakan materi tes soal seperti selama ini. Jadi ada beberapa soal yang di mana soal itu sudah meliputi beberapa aspek, dalam penilaian kesehatan rohani, misalkan bagaimana penyesuaian diri seseorang tersebut, bagaimana ketahanan kerjanya, bagaimana cara adaptasinya terhadap lingkungan, bagaimana penyesuaian diri, kecermatannya, kecerdasan, kemampuan konsentrasinya," kata Fahri.


(aik/ddn)

Hide Ads