Scania memang memiliki sejumlah pabrik di Eropa, hingga Argentina dan Brazil. Namun, mengunjungi pabrik Scania di negara asalnya tentu menjadi pengalaman berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunjung didampingi master guide yang disediakan pihak Scania. Master guide yang mendampingi rombongan media kali ini yaitu Patrik Rask.
Tentu pengunjung tidak bisa sembarangan berada di dalam pabrik. Pengunjung hanya boleh melihat dari batas garis yang ada agar tidak mengganggu kerja.
Pengunjung awalnya melihat ruang logistik. Setelah itu, masuk ke line pembuatan chassis hingga digabungkan dengan kabin.
Para karyawan tampak memakai warna baju berbeda sesuai dengan tugasnya. Baik sebagai team leader, anggota, hingga pengawas kualitas. Mereka terlihat teliti memasang dan mengecek komponen-komponen truk.
Pabrik ini ramai dikunjungi masyarakat umum hingga pelajar dan mahasiswa. Tercatat ada 8.000 pengunjung setiap tahun.
Ada 1.200 karyawan yang bekerja di pabrik ini. 20 persen di antaranya merupakan karyawan perempuan. Para karyawan itu dari 50 kewarganegaraan dengan 23 bahasa berbeda.
Jam kerja karyawan dari pukul 07.00 hingga 16.00 waktu setempat termasuk waktu istirahat. Tidak ada shift malam.
Dalam sehari, pabrik ini memproduksi 60 truk dan 19 bus. Semua pengerjaannya dilakukan oleh manusia, tidak ada penggunaan robot. (idh/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah