Seperti yang dikatakan Sekjen Lamborghini Club Indonesia (LCI), punya penghasilan besar atau tidak bukan faktor penentu bisa membeli Lamborghini. Itu semua tergantung dari keinginan dan cara mengatur penghasilannya.
"Kalau dibilang gaji nggak bisa jadi takaran, karena beda-beda orang beda penyisihan uang masing-masing untuk lifestyle," ujarnya kepada wartawan, di Cirebon, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi lanjut dirinya untuk memiliki Lamborghini standar pendapatan tidak bisa jadi patokan kembali lagi pada bagaimana cara orang untuk memilikinya.
"Jadi saya nggak bilang dari berapa persen keuangan dia buat beli Lambo, tapi orang ada yang ingin memiliki mobil yang dia suka sampai ambil leasing. Memang leasing di Indonesia banyak, di Amerika pun semua bisa leasing, sampai TV pun bisa leasing," jelas Frank.
Walaupun orang punya penghasilan yang besar, namun tidak punya kemauan untuk membeli mobil mahal seperti Lamborghini sama saja.
"Ada yang prefer beli jam seharga Lambo kan orang beda-beda. Jadi ada orang yang prefer bisa punya vila seharga Lambo, jadi beda-beda. Balik ke orang masing-masing, kenikmatan orang beda-beda," pungkasnya. (khi/dry)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat