Orang Indonesia Tinggalkan Mobil Kalau Transportasi Umum Bagus?

Orang Indonesia Tinggalkan Mobil Kalau Transportasi Umum Bagus?

Ruly Kurniawan - detikOto
Jumat, 17 Nov 2017 08:00 WIB
Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta - Orang rajin membeli mobil karena transportasi umum di Indonesia dan Jakarta pada khususnya belum memadai. Tapi jika transportasi umum sudah baik apakah orang akan meninggalkan mobil pribadi?

Menanggapi hal tersebut, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto memaparkan bahwa kemungkinannya sangat kecil. Karena, kini kendaraan sudah menjadi kebutuhan masyarakat.

"Kalau hilang 100% karena transportasi sudah begitu canggihnya (seperti angkutan umum ataupun taksi) saya rasa tidak mungkin. Tapi turun ada kemungkinan," katanya saat dihubungi detikOto di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak kebayang saja. Orang Indonesia itu kan tidak mau ribet, kalau mau pergi langsung saja. Nah kalau dia pakai taksi misalkan, kan harus nunggu dulu untuk memesan atau memberhentikannya. Kan kalau punya mobil langsung aja tancap gas kalau ada di garasi, fleksibel meskipun taksi sudah nyaman, sih. Jadi saya rasa tidak mungkin warga Indonesia tidak membeli mobil pribadi dalam skala besar," lanjut Jongkie.

Apalagi, ucapnya dalam kesempatan yang sama, kini kendaraan roda empat tak hanya dijadikan transportasi darat saja tetapi juga menunjukkan sesuatu.

"Belum lagi orang yang membeli mobil untuk prestise, kebanggaan, gengsi, jadi tidak hanya dipakai untuk transportasi dari satu tempat ke tempat lain. Sekarang kan gitu, dia sudah mampu ya beli mobil. Menunjukkan suatu kelasnya sendiri," papar Jongkie.

"Jadi sekalipun taksi lebih nyaman sekarang, daya beli masyarakat untuk membawa pulang mobil masih ada, tidak luntur," tutupnya

Di negara maju seperti Jepang, misalnya, orang sudah semakin malas membeli mobil, karena transportasi sudah bagus. Kemana-mana bisa menggunakan kereta, bus atau taksi, meski tidak ada taksi online.

"Saya tidak membeli mobil, orang kemana-mana saja gampang, tinggal naik kereta, lagipula kalau beli mobil mahal sekali," ujar Bara, rekan detikOto yang sudah bermukim sekitar 5 tahun di Jepang.

Kalau tanggapan Otolovers sendiri, bagaimana? (ddn/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads