Motor dengan naked handlebar atau setang telanjang ini membuat penasaran detikOto untuk mengendarainya. Untungnya, detikOto mendapat kesempatan mengeksplorasi motor ini di jalanan Ibukota.
Dalam ototest kali ini, detikOto memacu Honda BeAT Street eSP di sekitaran wilayah Jakarta. Yang menjadi perhatian detikOto adalah posisi berkendaranya. Meski begitu, detikOto juga bisa merasakan performa motor ini saat digas di Jakarta yang padat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Desain
Foto: Rangga Rahadiansyah
|
Selain itu, karakter street style juga digambarkan dengan penggunaan naked handlebar atau setang telanjang. Di bagian tengah setang terdapat panelmeter digital.
![]() |
Di luar itu, konsep dasar desain model BeAT Street selaras dengan Honda BeAT eSP yang sudah diluncurkan sebelumnya. Bagian depan hadir dengan desain garis tajam agresif dan lampu sein yang memperkuat tampilannya.
Pelek dengan desain baru menghadirkan kemudahan pengendalian. Sisi belakang juga terlihat ramping dengan desain tajam, yang menjadi ciri khusus dari tampilan baru Honda BeAT.
2. Posisi Berkendara
Foto: Rangga Rahadiansyah
|
Posisi setang naked pada skutik ini lebih rendah ke arah depan. Setang juga lebih lebar sedikit. Meski posisi setang lebih tinggi dan lebar, BeAT Street ini tetap mudah dikendalikan.
Model ini telah didesain compact sesuai postur rata-rata orang Indonesia. Meski begitu, bagian dek tetap memberikan ruang yang tidak terlalu sempit untuk lutut dan kaki detikOto yang memiliki tinggi badan 180 cm.
Untuk diketahui, skutik ini memiliki ketinggian jok 740 mm.
3. Mesin dan Performanya
Foto: Rangga Rahadiansyah
|
Untuk ukuran skutik 110 cc, BeAT Street eSP sudah terbilang cukup. Di jalanan yang lengang di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, detikOto langsung merasakan akselerasi skutik ini. Spidometer pada BeAT Street ini sempat menyajikan angka 100 km/jam di jalan yang sangat lowong.
Meski begitu, Honda mengklaim Honda BeAT eSP Series tetap irit bahan bakar. Konsumsi bahan bakar BeAT eSP Series menurut Honda mencapai 55 km/liter (metode ECE R40) dengan metode pengetesan EURO 3 (EURO 2=57 km/l).
Apalagi, skutik ini juga menghadirkan fitur ECO Indicator. Indikator tersebut akan menampilkan tanda berkendara secara irit. Saat berkendara dengan irit, ECO Indicator berwarna hijau akan menyala di panelmeter dengan 3 pola.
Sayangnya, Honda BeAT Street eSP ini tidak menampilkan fitur Idling Stop System (ISS) yang bisa mematikan mesin ketika motor tengah berhenti.
4. Fitur-fitur
Foto: Rangga Rahadiansyah
|
Selain itu, model ini tetap dilengkapi fitur-fitur canggih lain yaitu standar samping otomatis (Side Stand Switch) di mana mesin tidak dapat dinyalakan apabila dalam posisi turun, serta Parking Brake Lock yang lebih mudah dioperasikan untuk mencegah motor loncat saat dinyalakan atau motor tetap dalam kondisi diam saat berhenti di tanjakan.
Di bawah joknya terdapat bagasi atau utility box sebesar 11 liter. Fitur unggulan lain adalah pengaman kunci bermagnet (Secure Key Shutter).
![]() |
Honda BeAT Street mempunyai tangki bahan bakar sebesar 4 liter. Skutik ini sudah menggunakan ban tubeless.
5. Kesimpulan
Foto: Rangga Rahadiansyah
|
Untuk posisi berkendaranya, setang telanjang pada BeAT Street lebih rendah ke arah depan dan lebih lebar. Meski begitu, motor tetap mudah meliuk-liuk di jalanan perkotaan seperti Jakarta yang padat.
Performa mesin tak jauh berbeda dengan BeAT eSP lainnya karena masih menggunakan mesin 110 cc berpendingin udara dengan Enhanced Smart Power (eSP). Mesin masih memberikan respons yang cukup untuk ukuran skutik 110 cc.
Halaman 2 dari 6
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Duit Ada, Kenapa Orang Indonesia Menahan Beli Mobil?