Rian Mahendra tak lagi menjabat sebagai Direktur Operasional (Dirops) PO Haryanto usai dipecat ayah kandungnya, Haji Haryanto selaku pemilik perusahaan. Rian memastikan, dia tak akan kembali ke PO Haryanto demi menjaga harga diri.
Menurut pengakuannya kepada detikOto, Rian Mahendra telah menutup rapat-rapat pintunya untuk PO Haryanto. Meski demikian, dia berusaha menjaga hubungan baik dengan keluarganya, termasuk Haji Haryanto.
"Untuk ke depannya, kalau harapan saya dalam lingkup keluarga sampai sekarang tetap baik. Tapi kalau untuk kembali ke perusahaan (PO Haryanto), saya tipikal orang yang cepat move on," ujar Rian Mahendra saat ditemui detikOto di Solo, Jawa Tengah belum lama ini.
Rian menjelaskan, keputusan Haji Haryanto menyebarkan surat pemecatannya kepada para pengusaha dan publik telah membuatnya kecewa. Dia merasa seperti tak ada harganya lagi. Itulah mengapa, dia tak berniat kembali ke perusahaan otobus yang membesarkan namanya tersebut.
"Kalau dulu beliau enggak ngambil keputusan nyebarin surat pemecatanku ke pengusaha, ke publik dan media sosial, mungkin ada kesempatan untuk kembali. Tapi kalau itu sudah dilakukan, berarti kan boomerang yang beliau lempar sendiri. Penyataan itu seakan saya sudah tidak ada harganya," tutur Rian.
Lebih jauh, Rian menegaskan lebih baik dibunuh ketimbang dihina. Lagipula, keluarnya dia dari PO Haryanto juga murni keinginan Haji Haryanto. Sehingga, sebagai anak, dia menghormati keputusan tersebut.
"Kalau orang lain melihat saya kembali ke sana, gimana ya... laki-laki itu boleh dibunuh tapi pantang dihina. Jadi harga diri kepakai buat saya," tegasnya.
"Kalau itu (penyebaran surat pemecatan), saya akan melakukan apa keinginan beliau. Jadi penyataan 'saya tidak akan pernah kembali' keluar karena memang itu yang dimau beliau," tambah Rian.
Rian untuk kesekian kalinya menegaskan, selama belasan tahun menjabat di PO Haryanto tak pernah memedulikan uang dan harta. Fokusnya di sana hanya dua, yakni mengembangkan perusahaan dan menyejahterakan karyawan.
"Kalau saya disuruh berjuang untuk perusahaan, disuruh berjuang untuk karyawan-karyawan saya di jalan, saya akan fokus, nyawa saja saya pertaruhkan. Tapi kalau disuruh berjuang demi tahta dan harta, saya tidak begitu. Saya tidak akan memperjuangkan lagi posisi saya," kata Rian.
(sfn/din)