Di kawasan Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), ada garasi megah bernama Rumah Hobby. Bangunan tersebut didirikan kolektor nyentrik bernama Bei Budiono alias Pakde Bei. Bukan mobil mewah atau sport, garasi tersebut justru menyimpan mobil-mobil klasik besutan Jepang dan Eropa.
Pekan lalu, detikOto menyambangi Rumah Hobby dan bertemu langsung Bei Budiono. Ketika pertama tiba di lokasi, kami cukup terkejut melihat betapa megahnya bangunan tersebut. Mobil-mobil antik diparkir secara rapi di sudut-sudut garasi, termasuk Mazda B600 atau Mazda kotak sabun yang jumlahnya paling banyak.
"Saat ini, saya punya 16 unit Mazda B600. Niatnya mau tambah jadi 23 biar kayak tanggal lahir pacar yang sekarang jadi istri saya," ujar Bei Budiono sambil tertawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain Mazda kotak sabun, Pakde Bei juga menyimpan mobil klasik lain di Rumah Hobby. Jika ditotal, mungkin jumlahnya ada puluhan unit.
"Selain Mazda B600, saya juga punya Corolla, Corona, Citroen, Jeep Willys, Fiat dan Peugeot. Semuanya milik saya pribadi," ungkapnya.
Awal Mula Rumah Hobby Dibangun
Pada 1998, Pakde Bei membeli tanah dan membangun rumah di kawasan Serpong Utara, Tangerang Selatan. Mulanya, di tempat tersebut, dia hanya melayani servis radio dan perangkat elektronik lain milik orang-orang terdekat. Namun, lama-lama, dia menjadikannya sebagai garasi 'raksasa'.
Rumah Hobby akhirnya resmi didirikan pada tahun 2000. Di sana, dia memarkirkan puluhan koleksi mobilnya. Bahkan, ada sebagian yang berstatus langka alias mulai sulit ditemukan di Indonesia.
![]() |
Menariknya, meski hampir seluruh mobil dipajang di Rumah Hobby, bukan berarti kendaraan tersebut bisa dibeli. Itulah mengapa, Pakde Bei tak mau disebut sebagai pedagang, melainkan kolektor atau pehobi mobil klasik.
"Tidak, tidak dijual, kecuali mobil Citroen yang ada di belakang. Yah... bisa saja sih dijual, kalau memang lagi kepepet," tegasnya.
Pakde Bei mengaku, setiap kali ikut pameran, koleksi mobil klasiknya selalu ditawar orang lain, terutama Mazda B600. Bahkan, tak sedikit yang berani membayarnya mahal. Namun, sekali lagi, saat ini dia tak berniat menjual koleksinya.
Selain memajang mobil klasik, Rumah Hobby juga menyediakan layanan servis mobil klasik. Meski demikian, layanan tersebut hanya ditujukan untuk orang-orang terdekat Pakde Bei alias bukan untuk umum.
"Saya juga menyediakan suku cadang tapi hanya yang original saja," terangnya.
![]() |
Lebih jauh, Pakde Bei memastikan, koleksi mobilnya di Rumah Hobby kemungkinan besar akan terus bertambah di kemudian hari. Meski demikian, keluarga terutama istrinya acap mendukung minat 'mahalnya' tersebut.
Sekilas Profil Bei Budiono
Sebagian penggemar otomotif mungkin sudah mengenal Bei Budiono. Sebab, dia acap hadir di sejumlah pameran modifikasi Indonesia. Minat Pakde Bei bahkan beberapa kali diliput media nasional.
Bei Budiono merupakan kolektor nyentrik yang kerap mengenakan surjan Jawa dan kain sejenis sarung. Dia juga acap memakai kacamata jadul sambil memegang tongkat kayu dan cerutu cangklong andalannya.
![]() |
Pakde Bei lahir di Solo, Jawa Tengah, 53 tahun lalu. Dia merupakan penggemar mobil-mobil klasik, terutama Mazda B600. Menurutnya, ada kedekatan emosional antara dia dengan kendaraan tersebut.
Saat masih kanak-kanak, Pakde Bei dikenalkan ayahnya dengan Mazda B600. Bagi dia, mobil mungil tersebut bukan hanya sekadar kendaraan, melainkan benda berharga yang menyimpan banyak kenangan.
"Dari kecil saya sudah dikenalkan ayah saya Mazda. Di situ kecintaan terhadap Mazda tumbuh. Bukti-buktinya ada semua di foto. Saya pacaran juga naik Mazda B600, kenapa? Karena kecil. Kalau duduk, dekatan. Jadi mau ngerangkul juga gampang," ungkapnya.
![]() |
Pakde Bei akhirnya memiliki Mazda B600-nya sendiri saat duduk di bangku SMA. Namun, saat hendak masuk kuliah, dia membutuhkan dana. Sehingga, kendaraan kesayangannya tersebut akhirnya dijual ke orang lain. Selama kuliah di jurusan elektro, dia ke mana-mana menunggangi motor Honda CB.
Perlahan namun pasti, dia sukses mengumpulkan sejumlah uang. Dia pun memutuskan kembali membeli Mazda B600. Dia mengaku, beberapa kali sempat ditawarkan mobil lain, namun matanya selalu tertuju ke kendaraan kotak tersebut.
Setelah selesai kuliah, Bei memutuskan kerja di perusahaan kompresor. Sayangnya, itu hanya bertahan beberapa tahun sampai akhirnya dia merasa bosan. Pria yang dikenal ramah tersebut kemudian memutuskan pensiun dini dan mengoleksi mobil-mobil klasik.
"Saya pensiun dini karena banyak hal, istilahnya saya enggak mau kerja kantoran tapi saya ingin mencurahkan apa yang ada di otak saya ini. Saya merasa bahagia dengan mengoleksi mobil-mobil klasik, saya menemukan ketenangan dan kenyamanan di sini," kata dia.
(sfn/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah