Berawal dari Cinta, Berbuah Keharuman Nama

Subhan Aksa

Berawal dari Cinta, Berbuah Keharuman Nama

- detikOto
Minggu, 01 Feb 2015 11:56 WIB
Jakarta -

Berawal dari cinta berbuah keharuman nama. Barangkali itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan perjalanan karir pereli kelas internasional, Subhan Aksa. Kegemilangan prestasi pria asal Makassar, Sulawesi Selatan itu bermula dari kecintaannya terhadap balapan mobil.

Kegandrungan Ubang - begitu dia akrab dipasa – memang tak lepas dari pengaruh keluarga terdekatnya. Mulai dari kakak, paman, hingga sanak saudara lainnya, dikenal berkecimpung di dunia otomotif, baik pemasaran hingga adu nyali di ajang reli.

"Awalnya saya dikenali oleh keluarga. Background keluarga memang ada yang dari yang otomotif. Dari om saya dan kakak-kakak saya," kata Ubang kepada detikOto di Jakarta, akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan minat yang begitu tinggi, dan saban hari mengenal seluk beluk mobil, dalam waktu singkat Ubang sudah jatuh hati ke dunia reli. Baginya, reli tak sekadar adu nyali, tetapi juga penyaluran hobi.

Sebab disitulah dia harus menahami betul karakter dan kemampuan mobil. Apalagi, jika harus dilakukan modifikasi, tentu merupakan tantangan tersendiri. Terlebih saat memacunya, agar cepat, tepat, sekaligus selamat hingga garis finish yang ditentukan.

Paduan antara hobi, keterampilan, dan mengasah kecermatan mengatur strategi itulah yang menjadikan laki-laki kelahiran Makassar, 11 Oktober 1986 itu, sangat menikmati dunia reli. "Pastinya senang karena memang awalnya dari hobi. Jadi memang kita sangat senang ya menjalankan hobi tersebut," ucapnya.

Berbagai latihan di sejumlah lintasan reli dia lakukan. Walhasil, sejak 2006, atau saat usianya menapak 20 tahun, dia mulai aktif di ajang reli profesional. Tercatat, kejuaraan Asia-Pacific Rally Championship mulai jajaki pada tahun itu.

Latihan pun terus dia lakukan untuk mengasah keterampilan. "Kalau dari keterampilan memang berbeda ya karena itu jam terbang saja. Karena memang kita berbeda dengan pebalap luar negeri. Karena mereka lebih sering mengikuti event dan latihan. Itu yang membedakan pebalap Indonesia atau pebalap yang jarang mengikuti latihan event-event bertaraf internasional," tuturnya.

Segudang prestasi sudah berhasil diraih Ubang. Namun, itu saja belumlah cukup, dia terus mengasah kemampuan untuk mengukir prestasi yang lebih tinggi. Maklum, prestasi adalah senjata ampuh untuk meyakinkan para pemilik dana untuk menspori tim balapnya untuk berlaga di kejuaraan reli.

Yang pasti, kini pria yang juga didapuk sebagai ambassador Yayasan Aids Indonesia itu sudah membuktikan diri, melalui reli dia telah berhasil mengukir sederet prestasi dan keharuman namanya pun diakui dunia. Dan itu semua adalah buah kecintaannya kepada dunia otomotif.



(rgr/arf)

Hide Ads