Selain fokus pada bengkel yang didirikannya pada 1977 silam, Sukiyat mengaku kini dirinya hanya akan mengabdi pada SMK Negeri 1 Trucuk untuk tempat praktek kerja.
"Saya agak malas, sekarang Pak Kiat hanya untuk sekolah Trucuk," kata Sukiyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terserah mobil mau diapakan, saya sudah berikan ke pihak sekolah. Sayang sudah cukup dan Alhamdulillah. Saya di Klaten saja," ucapnya.
"Mereka buat miniatur sebelum bantu buat mobil. Mereka melimer, dempul, ngecat. Dan dari hasil miniatur itu terlihat mana yang pandai buat mobil," pungkasnya.
"Saya hanya ingin buka lapangan pekerjaan. Tidak sampai buka pabrik," ujarnya.
Saat merintis pembuatan Esemka, Sukiat terlebih dahulu mengajarkan para siswa SMK membuat miniatur mobil. Mereka mengerjakan apa yang Sukiat anjurkan.
"Buat mobil itu gampang yang susah buat pabriknya," tutur Sukiyat.
Namun sesulit apa pun membangun pabrik, bapak yang sudah berhasil membuat 8 mobil Esemka itu tetap mendukung rencana PT Solo Manufaktur Kreasi dan Solo Techno Park (STP).
"Kalau mereka mau ya silakan, saya tetap dukung," tandasnya.
Sukiyat pun yakin rencana tersebut bakal terealisasi jika dijalankan dengan sungguh-sungguh. Soalnya negara Indonesia adalah negara berkembang yang disesaki oleh orang-orang cerdas.
"Kita negara berkembang, kita mampu untuk membuktikan Indoensia itu bisa, potensi di Indonesia itu banyak. Orang Indonesia pandai-pandai," ucapnya.
Namun seperti yang dijelaskan Sukiyat langkah PT Solo Manufaktur Kreasi dan Solo Techno Park (STP) akan mulus semakin mulus jika didukung oleh pemerintah. "Dan sekarang bagaimana pemerintah yang akan menyikapinya," tutup Sukiat.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?