Lantas bagaimana impresi berkendara tester detikOto dengan PCX di jalur ekstrem tersebut? Pertama dari segi riding position, Honda PCX menawarkan posisi berkendara yang ergonomis. Tester dengan tinggi badan 165 cm dan bobot 69 kg cukup dimanjakan dengan posisi setang tinggi dan kaki yang bisa selonjoran berkat footstep yang panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lanjut ke handling, Honda PCX memiliki pengendalian yang cukup baik. Meskipun sekilas skutik ini terlihat bongsor, tapi begitu melintasi jalan bertipikal 'letter s' di Flores, skutik yang punya jarak sumbu roda 1.313 mm ini tetap mudah dikendalikan. Secara dimensi, PCX punya panjang x lebar x tinggi 1.923 x 745 x 1.107. Sedangkan untuk bobotnya, 131 Kg (CBS) dan 132 kg (ABS).
Performa
Di atas kertas Honda PCX menggendong mesin SOHC empat tak eSP PGM-FI, berpendingin cairan. Tenaga maksimal skutik ini diklaim sekitar 14,4 dk pada 8.500 rpm dengan torsi maksimal 13,2 Nm pada 6.500 rpm. Lalu bagaimana ketika mesin itu 'disiksa' di sepanjang rute Ruteng-Labuan Bajo yang kami lewati?
Terus terang, PCX memiliki performa cukup mumpuni ketika harus diajak bekerja keras melewati setiap tikungan patah dan melahap tanjakan demi tanjakan. Namun untuk menjaga momentum, rider harus pandai-pandai menjaga putaran gas supaya mesin berputar di rpm menengah ke atas.
![]() |
Bicara sektor peredaman, shockbreaker belakang PCX sendiri bisa dibilang cukup keras. Namun setingan ini tester rasa cukup oke untuk melewati medan ekstrem. Sehingga tidak terjadi gejala limbung saat lewati jalan rusak maupun menikung. Satu hal yang mungkin harus diperbaiki AHM ke depan, adalah busa jok PCX yang cukup keras. Ini cukup mengganggu ketika riding jauh.
![]() |
Kendala lain yang dialami oleh para awak media dan 8 bikers komunitas adalah cuaca yang cukup tidak bersahabat. Di Flores, Nusa Tenggara Timur, hujan bisa datang dan pergi secara tiba-tiba. Menghadapi kondisi cuaca yang kerap berganti tersebut, ban PCX yang punya profil 100/80-14 M/C (depan) dan 120/70-14 M/C (belakang) cukup nyaman digunakan dan tidak licin sama sekali, terutama ketika melewati jalanan basah.
Pengereman
PCX memiliki dua varian, yakni CBS dan ABS. Kebetulan saat mengetes di Flores kemarin, detikOto menggunakan PCX yang punya fitur Antilock Braking System (ABS). Kendati PCX hanya dibekali ABS satu channel (untuk di depan saja), performa rem ini cukup mumpuni dan bekerja dengan baik.
Konsumsi Bahan Bakar
Rute yang tester detikOto lalui adalah Ruteng-Labuan Bajo. Berdasarkan catatan di panel instrumen, jaraknya sekitar 128,6 km. Rute ini punya jalan yang bervariasi. Tapi lebih banyak didominasi jalan menikung dan menanjak. Kondisi jalan pun tidak terlalu ramai, sehingga sesekali rider bisa gas pol di trek lurus. Tester bisa meraih top speed sekitar 107 km/jam.
PCX kami kendarai tanpa menyalakan fitur ISS (Idling Stop System). Menurut informasi di panel MID, rata-rata konsumsi bahan bakar Honda PCX adalah 51,6 km/liter. Angka itu tentunya tergolong sangat irit mengingat medan yang dilalui cukup sulit dan ekstrem.
"Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk membuktikan performa PCX. Beratnya medan yang saya ikuti. Dari Ruteng sampai Labuan Bajo, menghadapi tantangan cuaca dan kondisi jalan ekstrem. Dan semua terbukti, PCX bisa diandalkan," ujar General Product Management and Support Astra Honda Motor Ferry Firman. (lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah