Jakarta -
Pada Oktober lalu, PT Piaggio Indonesia (PID) meluncurkan motor gede (moge) legendaris Italia, Moto Guzzi dan Aprilia. PID pun memberikan kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjajal jajaran motor Moto Guzzi bertepatan dengan pameran MotoPlex 2015 akhir pekan lalu.
detikOto tak mau membuang kesempatan emas tersebut. Beberapa jajaran motor Moto Guzzi seperti Moto Guzzi Audace, California Touring SE, V7 II Stone dan V7 II Racer bisa dijajal.
Dari beberapa jajaran motor itu, detikOto tertarik dengan Moto Guzzi Audace. Sebab, motor ini mengusung mesin 1.400cc dengan bodi yang tidak sebesar California Touring SE.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, waktu yang tersedia untuk merasakan motor hanya sebentar. detikOto hanya diberikan kesempatan mengelilingi kawasan Pondok Indah.
Meski begitu, detikOto sudah bisa merasakan impresi mengendarai motor bermesin 1.400cc ini. Bagaimana performa motor ini? Yuk simak ulasannya.
Moto Guzzi Audace didominasi dengan warna hitam dan lining merah. Setang motor ini cukup lebar sehingga memberikan tampilan yang agresif dan nyaman untuk dikendarai.
Kesan mewah, gagah dan garang terpancar jelas dari Moto Guzzi Audace. Bagian depan dihiasi dengan lampu depan bulat dan garpu depan jangkung yang mengapit roda depan.
Spatbor utama terpasang langsung pada garpu tanpa penutup teleskopik. Mesin V-twin 90 derajat pun terlihat menonjol yang membuat tampilan motor ini lebih garang.
Keduanya tetap didesain dengan bobot ringan dan ergonomis tanpa mengurangi pesonanya. Tapi Moto Guzzi Audace lebih berkarakter 'pemberontak' karena memang didesain sebagai simbol kekuatan, sesuai dengan arti kata Audace dalam bahasa Itali yang berarti 'berani'.
Posisi riding motor ini cukup nyaman untuk detikOto yang memiliki tinggi badan 180cm. Tinggi jok ke tanah dengan mudah dijangkau oleh detikOto.
Namun, sebaiknya Anda mencoba menjangkau setang motor ini jika ingin mengendarainya. Sebab, posisi riding motor ini mengharuskan tangan tegak menggenggam setang.
Setang yang lebar itu membuat posisi riding tidak membungkuk. Hal itu membuat berkendara menggunakan motor ini cukup nyaman. Apalagi saat turing.
Memang, setang yang lebar itu kerap menyulitkan untuk bermanuver di sela barisan mobil-mobil di Jakarta. Makanya, motor ini tidak disarankan untuk penggunaan harian di kota yang padat. Mungkin Anda bisa menggunakannya di akhir pekan.
Soal kenyamanan, motor ini dilengkapi dengan suspensi depan swingarm standard berdiameter 45 mm dengan radial caliper mounting bracket. Sedangkan suspensi belakang menggunakan swingarm dengan double shock absorber adjustable extension and spring preload withe remote tank.
Dengan harga Rp 671 juta off the road, tak mungkin kalau moge ini tidak punya fitur unggulan. Moto Guzzi menawarkan beragam fitur keamanan sehingga menjamin keselamatan pengendaranya.
Motor ini memiliki 3 mode berkendara yakni Turismo, Veloce dan Pioggia. Mode Turismo untuk penggunaan santai atau di dalam kota, Veloce untuk merasakan kekuatan penuh motor ini dan Pioggia untuk berkendara di jalan licin/hujan.
Mode itu bisa diganti saat riding. Syaratnya hanya menutup gas dan menekan tombol pengubah mode.
Audace juga dilengkapi dengan fitur ABS, akselerasi ride-by-wire dan Moto Guzzi Traction Control. Keselamatan pengendara terjamin.
Menariknya, motor ini memiliki fitur cruise control. Jadi, pengendaranya bisa naik motor ini dan menetapkan kecepatan tertentu tanpa memainkan gas.
Cukup menekan tombol cruise control di setang sebelah kanan, fitur itu bisa diaktifkan. Syaratnya, saat pengaktifan kecepatan kendaraan harus di atas 40 km/jam.
Motor ini menggunakan mesin 90 derajat, 4 langkah, 4 katup, dual ignition berkapasitas 1.380cc. Mesin itu dilengkapi Ride by Wyre dengan 3 engine maps, 3 level adjustable traction control dan Cruise Control.
Diklaim, mesin itu mampu menyemburkan tenaga hingga 71 kW pada 6.500rpm. Sementara torsi maksimalnya lebih besar mencapai 121 Nm pada 2.750 rpm. Tenaga tersebut disalurkan melalui transmisi enam percepatan dengan final overdrive.
Brumm.... suara gahar khas moge keluar dari motor ini saat tombol starter mulai ditekan. Namun, ketika mesin dinyalakan, tonjokan mesin sangat terasa ke arah kanan dan kiri. Jadi, kaki detikOto harus siap menopang motor ini.
Saat menggunakan motor ini, detikOto langsung menjajal akselerasinya. Kopling pun ditarik dan tuas gigi diinjak masuk ke gigi satu.
Tuas kopling motor ini tak begitu keras, setidaknya sama dengan motor bermesin besar lainnya. Impresi yang diberikan motor ini cukup baik.
Dengan langsung menarik tuas gas, kecepatan 80 km/jam didapat dengan cepat. Sayang, kondisi jalan di Pondok Indah saat itu cukup ramai sehingga menyulitkan detikOto untuk berakselerasi lagi.
Memang, pertama kali motor digas agak menghentak ke sebelah kanan. Sebab, motor ini menggunakan gardan yang menghubungkan mesin ke roda belakang, bukan rantai sehingga hentakan mesin langsung terasa menonjok ke kanan.
Getaran mesin pun tak terasa ke bokong detikOto. Maklum, mesin motor ini digantung, tidak menempel ke rangka. Alhasil, berkendara lebih nyaman.
Sayangnya, karena keterbatasan waktu juga, detikOto tak bisa memacu maksimal motor ini. Namun setidaknya, detikOto bisa merasakan impresi dari motor besar bermesin 1.400cc yang didatangkan langsung dari Italia ini. Mesin sebesar itu menyajikan akselerasi yang baik.
Namun, sepertinya motor ini tidak cocok untuk penggunaan harian di perkotaan yang padat. Selain memiliki mesin yang besar dan memancarkan hawa panas di paha, setang yang lebar juga menyulitkan untuk bermanuver di tengah kemacetan.
Untuk turing menggunakan motor ini tak usah diragukan lagi. Posisi riding yang nyaman dengan beberapa fitur unggulan dirasa cocok untuk digunakan turing.
Halaman Selanjutnya
Halaman
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah