Jakarta -
Akhir pekan lalu, Parkiran JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat berubah menjadi sirkuit dadakan. Masyarakat sekitar dan pecinta balapan motor berkumpul jadi satu untuk menyaksikan ajang Honda Racing Championship 2014 Seri 4 Jakarta.
Ditempat yang sama, Honda juga meluncurkan motor sport terbarunya, CBR 150R yang sudah diproduksi di Indonesia. Beruntunglah para awak media otomotif nasional termasuk detikOto menyaksikan peluncuran dan bisa langsung merasakan performa dari CBR 150R yang diklaim lebih responsif dibanding model sebelumnya.
Tidak perlu menunggu lama, daripada Anda penasaran yuk simak ulasan pengujian detikOto menggunakan Honda CBR 150R model terbaru di sirkuit Kemayoran, Jakarta Pusat!
Sebelum menguji performanya, kita simak dulu soal tampilan CBR 150R model terbaru ini. Honda mengklaim CBR 150R merupakan motor sport premium dengan desain bodi yang terinspirasi oleh sepeda motor supersport kelas dunia, Honda CBR 1000RR.
Sekilas jika dilihat secara jauh memang terlihat tampilannya begitu menggoda. Ketika detikOto mencoba mendekati, ternyata cocok sekali dengan klaim yang dilontarkan Honda.
Tampilannya begitu agresif. Cover bodi fairingnya sangat ramping dan futuristik serta menyatu dengan undercowl untuk aerodinamika yang jauh lebih efisien serta handling yang mantap.
Paling mencolok lagi adalah tampilan headlamp. CBR 150R model lama hanya mengusung single headlamp sedangkan yang terbaru kini menggunakan double headlamp.
Ini menjadikan karakter tajam dan agresif padaΒ CBR 150R. Ditambah lagi lampunya sudah menggunakan teknologi AHO (Auto Headlight On).
TampilanΒ CBR 150R versi Repsol sudah jelas begitu menggoda, tapi ketika detikOto melongok yang versi biasanya juga ternyata sama saja, aura sporti pada desainnya sangat kental.
Cukup menarik perhatian detikOto, ketika melihat data CBR 150R model lama, tenaga yang dihasilkannya mencapai 13,11 kW sedangkan di model terbaru hanya 12,6 kW. Berarti terjadi penurunan tenaganya. Kenapa?
Analisis Senior, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM)Sarwono Edhi mengatakan Putaran rendah dan menangahnya dibuat lebih baik daripada yang lama. Gir belakangnya juga kita ganti dari 43 menjadi 46.
Penasaran dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Sarwono, dalam sesi test ride detikOto ingin membuktikannya.
Peralatan safety gear sudah lengkap dikenakan dan kunci kontak mulai di putar ke posisi ON. Brumm... Mesin menyala dengan halus, tapi cukup sangat terdengar jika selongsong gas diputar sampai mentok.
Tak ingin berlama-lama, detikOto langsung menginjak perseneling ke posisi 1, selongsong gas diputar dan motor mulai berjalan.
Ingin membuktikan putaran awal dan menengahnya yang diklaim Honda responsif jadi detikOto di trek yang lurus kurang lebih 100 meter mencobanya.
Masuk gigi 1,2 hingga 3 memang benar CBR 150R ini sangat responsif. Tapi ketika masuk gigi 4 sampai 6 terasa kurang responsif.
Tapi secara keseluruhan, untuk motor yang menggendong mesin 4-stroke, 150cc, DOHC, 4-valve, 6-speed, berpendingin cairan (liquid-cooled) ini cukup oke. Hanya saja kurang sedikit agresif dan responsif di gigi 4 sampai 6.
Parkiran JIExpo, Kemayoran memang direkayasa seperi sikuit. Ada trek lurus dan juga berkelok-kelok. Ini bisa membantu untuk mengetahui handling dari CBR 150R model terbaru yang sudah dirakit di Indonesia.
Menurut detikOto, dengan postur tinggi badan 178 cm mengendarai CBR 150R cukup nyaman. Posisi berkendaranya cukup nyaman untuk segala situasi jalan.
Di trek yang berkelok-kelok, pembawaan CBR 150R ini sangat mudah diajak untuk mengayun ke kiri dan ke kanan. Handlingnya terasa cukup mantap.
Ditambah lagi dengan sistem suspensi Pro-Link yang canggih sehingga memungkinkan guncangan terasa lembut.
Semua itu juga tidak terlepas dari rangka kelas dunia yang kuat namun ringan dan bisa memaksimalkan kinerja sistem suspensinya.
Tapi untuk suspensi depannya menurut detikOto masih dirasakan cukup keras, tapi tidak terlalu parah.
Sementara untuk sistem pengeremannya terbilang sangat baik, karena didukung oleh rem cakram pada roda depan dan belakang.
Koplingnya juga dirasa cukup empuk karena didukung dengan wet Multiplate dengan Coil Spring.
- Point Plus
1. Tampilan yang sporti
2. Tenaga di putaran rendah dan menengah yang agresif
3. Handling yang mantap
4. Harga jual yang bisa bersaing dengan kompetiror
- Poin Minus
1. Suspensi depan masih dirasa kurang empuk
2. Masuk gigi 4 sampai 6 terasa kurang responsif.
3. Persenelingnya terrkadang sulit ketika akan dipindahkan ke posisi netral
Halaman Selanjutnya
Halaman
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar